"Rumah sakit Dr.Sardjito termasuk rumah sakit pemerintah yang masih menjalankan program bayi tabung. Rumah sakit pemerintah lain ada yang berhenti, salah satunya karena faktor pembiayaan," kata dr.Syafak Hanung, Sp.A, Direktur Utama RSUP.Dr.Sardjito Yogyakarta, dalam acara temu media di Yogyakarta, Rabu (20/5/15).
Selain program bayi tabung, di rumah sakit yang telah mendapat akreditasi internasional sebagai rumah sakit pendidikan ini juga menyediakan layanan teknologi simpan embrio beku. Ini adalah teknik penyimpanan sejumlah embrio berlebihan dari hasil pembuahan bayi tabung melalui berbagai teknik.
Embrio-embrio yang tidak ditransfer ke rahim tersebut dapat disimpan dengan berbagai teknik pembekuan menggunakan cairan nitrogen beku untuk digunakan apabila diperlukan. "Jadi ada bayi yang sebenarnya kembar tapi dilahirkan beda tahun," kata Syafak.
Sementara itu untuk program bayi tabung tingkat keberhasilannya bisa mencapai 30 persen. "Itu untuk take home baby atau bayi yang lahir sehat dan dibawa pulang. Kalau untuk tingkat keberhasilan kehamilannya bisa sampai 35 persen," kata Diani Ayu Suraningtias M.Biomed, dari Laboratorium Sitogenetika Klinik Permata Hati.
Diani mengatakan, salah satu penyebab utama kegagalan program bayi tabung adalah kegagalan kromosom. Untuk itu sebelum dimulainya program, biasanya akan dilakukan screening awal berupa analisa kromosom pada pasangan suami istri. "Tetapi di klinik kami analisanya masih yang konvensional," katanya.
Program bayi tabung sendiri bisa memakan waktu sekitar 25 hari, mulai dari konseling sampai implan embrio ke rahim. Dianing mengatakan, usia pasien yang datang ke klinik Permata Hati rata-rata berusia 30-42 tahun. "Makin tua usia pasutri, makin rendah tingkat keberhasilannya," ujarnya.
Biaya untuk satu kali program bayi tabung di klinik tersebut berkisar antara Rp 50-60 juta rupiah. Menurut Dianing, biaya tersebut paling besar adalah untuk pemakaian obat-obatan hormonal untuk merangsang produksi sel telur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.