Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebanyakan Pasien Serangan Jantung adalah Perokok

Kompas.com - 14/08/2015, 16:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, salah satunya jantung. Bukti nyata dapat dilihat dengan banyaknya pasien yang terkena serangan jantung adalah perokok.

"Sebagian besar orang yang masuk di Rumah Sakit jantung Harapan kita adalah perokok yang kena serangan jantung," ujar Direktur Utama RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Hananto Andriantoro saat ditemui di Kantor BPJS, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Rokok yang mengandung banyak zat beracun dapat menyebabkan kerusakan struktur otot jantung dan pembuluh darah jantung. Hal ini dapat memicu serangan jantung yang kerap menyebabkan kematian mendadak.

Menurut dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah ini, pasiennya kebanyakan adalah laki-laki yang merokok. Hananto pun mengimbau para perokok segera mendaftar BPJS Kesehatan. "Sekarang Anda masih sehat, begitu Anda terkena serangan jantung, dalam waktu kurang dari 6 jam harus pasang ring," jelas Hananto.

Tidak merokok atau berhenti merokok lebih baik dilakukan untuk menjaga kesehatan. Bukan saja biaya yang sangat mahal ketika jauh sakit, terkadang terlambat memberi pertolongan nyawa bisa melayang.

Merokok juga meningkatkan risiko stroke, kanker paru-paru, hingga tuberkulosis. Rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya dan lebih dari 43 zat yang menyebabkan kanker. Pada ibu hamil, rokok bisa menyebabkan kematian pada bayi yang dikandung, melahirkan bayi prematur, meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, hingga pneumonia.  Risiko itu tak hanya menyerang perokok aktif, tapi juga perokok pasif atau orang-orang di sekitar yang terpapar asap rokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com