Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2015, 20:35 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com — Apa jenis pembersih vagina yang setiap hari Anda gunakan, sabun biasa atau pembersih khusus? Berapa takarannya di setiap pemakaian? Semoga Anda sudah tahu hal-hal penting seperti ini. Informasi yang salah tentang cara mencuci vagina dapat membuat area intim itu gatal atau jadi sarang jamur.

Tentu, Anda takut ini terjadi. Begitu pun semua wanita di seluruh dunia. Karena itu, mari pahami vagina Anda supaya tahu cara membersihkannya dengan tepat.

Pertama, bagian vagina yang perlu dibersihkan hanya bagian vulva, termasuk labira mayora dan minora (bibir vagina luar dan dalam, yang besar maupun yang kecil). Bagian dalam vagina (mulai dari lubang hingga masuk ke dalam tubuh) mampu membersihkan dirinya sendiri. Demikian kata Jessica Shepherd, MD, pakar kebidanan dan kandungan University of Illinois di Chicago. Tak perlu mengutak-atik bagian dalam agar tak merusak flora vagina.

Kedua, vagina seharusnya punya pH antara 3,5-4,5. Ini harus dijaga agar flora yang baik tetap hidup dan jamur serta bakteri "enggan mampir". Ketika Anda membersihkan vagina dengan cairan pembersih tubuh yang mengandung parfum (pH antara 7-8), berarti Anda sudah merusak pH normal vagina. Ini bisa menyebabkan gatal-gatal, iritasi, dan bau tak sedap. "Pembersih tanpa pewangi adalah pilihan terbaik karena tidak mengandung zat yang berpotensi menyebabkan iritasi," kata Sheperd.

Selain itu, sabun padat lebih baik dari sabun cair karena tidak mengandung alkohol setinggi sabun cair. Namun, yang terbaik adalah pembersih khusus dengan pH 3,5-4, tidak berpewangi, dan tidak mengandung alkohol. Pasang mata jika ada perubahan pada vagina berupa gatal, kering, atau cairan kental tak wajar. Mungkin itu infeksi jamur.

Ketiga, perhatikan frekuensi. Jika frekuensi Anda membersihkan vagina kurang, mungkin masih ada sisa keringat dan sekresi yang tersisa. Jika vagina dibersihkan secara berlebihan, Anda bisa mengganggu keseimbangannya.

Membersihkan vagina dengan tangan juga lebih baik ketimbang memakai loofah. Tekstur loofah bisa membuat luka dan jika pasangan Anda berisiko penyakit menular seksual, itu mudah menular lewat luka tadi. Bersihkan vagina satu atau dua kali sehari sudah cukup.

Keempat, keringkan dengan saksama menggunakan handuk yang bersih dan lembut. Jangan digosok-gosok, cukup tempelkan handuk sampai area intim Anda benar-benar kering. Jaga area intim tetap kering dengan mengganti panty liner atau celana dalam dua hingga tiga kali sehari dalam kondisi normal.


Setelah buang air kecil, cuci vagina dengan air bersih, lalu langsung keringkan. Perhatikan arah basuh dubur setelah buang air besar, jangan dari belakang ke depan. Itu sama saja Anda menyebarkan kuman dari dubur ke vagina.

Di dalam vagina, ada bakteri baik dan ada bakteri jahat. Dengan membersihkan bagian dalam vagina seperti yang disebut di atas (biasanya menggunakan douche), Anda berpotensi menyingkirkan keduanya. Ini bisa mengakibatkan keseimbangan lingkungan vagina terganggu. PH vagina seharusnya diperlakukan dengan hati-hati jika tidak ingin terkena infeksi jamur dan infeksi lain-lainnya.

Intinya, secara fisiologis, vagina diciptakan mampu mengurus dirinya sendiri dengan cara mendorong keluar kotoran lewat cairan khas yang Anda lihat sehari-hari. Tugas Anda cuma membersihkan sekresi cairan itu di bagian vulva, menjaganya tidak lembab berlebih, dan mempertahankan pH seimbangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau