Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2015, 16:25 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin pneumokokus menjadi andalan untuk melindungi anak dari infeksi pneumonia atau radang paru akut. Sayangnya harga vaksin ini relatif mahal untuk sebagian besar orangtua di Indonesia.

Vaksin untuk pneumonia adalah pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Hasil penelitian menunjukkan, efektivitas vaksin tersebut mencapai 99 persen untuk anak yang telah diimunisasi penuh.

Di Indonesia, vaksin ini membutuhkan biaya kurang lebih Rp 750.000 per dosis dan tiap anak berusia kurang dari lima tahun membutuhkan dua kali vaksinasi.

Menurut Ninesiana Saragih, Communications Manager PT.Pfizer Indoensia, akses terhadap vaksin merupakan hal yang kompleks dan harga bukanlah satu-satunya halangan untuk mendapatkan askes tersebut.

"Di Indonesia, vaksin pneumonia belum menjadi bagian dari program imunisasi nasional, yang menjadi hal penting bagi akses vaksin," kata Ninesiana.

Ia menambahkan, total biaya untuk imunisasi melampaui biaya untuk mendapatkan vaksin, termasuk faktor-faktor lainnya seperti pengiriman, pelatihan tenaga kesehatan dan biaya penyimpanan vaksin.

"Kami percaya peningkatan akses vaksin hanya bisa terjadi ketika kita secara kolektif mengembangkan solusi untuk mengatasinya. Pfizer mendukung dan siap terlibat dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung tujuan imunisasi di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, PT.GlaxoSmithKline (GSK) yang juga memproduksi vaksin PCV menerapkan kebijakan harga berjenjang. Harga paling rendah diterapkan untuk negara yang dianggap paling tidak mampu membayar.

"Untuk negara-negara berpendapatan tinggi yang sudah maju, serta negara-negara yang dianggap ‘berpendapatan sedang’ seperti Indonesia, kami menerapkan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga yang kami terapkan untuk negara-negara yang tidak mampu," kata Prelia H. Moenandar, Communications & Government Affairs Director GSK Indonesia.

Ia menambahkan, kebijakan harga itu dirancang untuk mendukung negara-negara yang memiliki komitmen untuk melakukan vaksinasi dalam jangka panjang.

Mahal

Meski jumlah penduduk kelas menengah mengalami peningkatan di Indonesia, tapi faktanya harga vaksin di atas Rp 500.000 dinilai masih terlalu mahal bagi orangtua.

Arninta Puspitasari, tetap memberikan vaksin PCV pada anak pertamanya, Raya, saat berusia dua tahun. "Waktu itu dokternya menganjurkan," katanya.

Meski Arninta mengakui harga vaksin tersebut cukup mahal, tetapi ia beruntung karena biaya imunisasi kedua buah hatinya diganti oleh asuransi di kantornya. "Tapi memang harga vaksin di atas Rp 500 ribu cukup mahal, apalagi kalau bukan vaksin wajib," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Puti Lenggogeni. Karena putri pertamanya Alea belum genap berusia dua tahun ia belum memberikan vaksin PCV.

"Saya akan tanya dulu ke dokter anak apakah vaksin itu termasuk wajib atau tidak. Kalau vaksin PCV optional enggak akan saya ambil, apalagi menurutku vaksin itu mahal," kata warga Bogor ini.

Untuk mendorong perusahaan farmasi menurunkan harga vaksin PCV, Organisasi kemanusiaan medis Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF) meluncurkan kampanye online ‘A Fair Shot’ yang bertujuan untuk meminta harga  vaksin pneumonia yang lebih terjangkau bagi negara-negara berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau