Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika status gizi anak buruk, anak menderita kelainan bawaan, serta penyakitnya terlambat dikenali dan ditangani.
Menurut dr.Rifan Fauzi, Sp.A, gejala pneumonia antara lain demam, batuk dan pilek, serta napas anak cepat atau kesulitan menarik napas.
"Kalau anak mengalami gejala tersebut sering dianggap batuk pilek biasa, tapi tahu-tahu napas anak sesak," kata dokter dari RSAB Harapan Kita Jakarta ini.
Untuk mendiagnosis apakah batuk pilek yang diderita anak adalah pneumonia, menurut Rifan, dokter akan menghitung napas anak.
"Jika frekuensi napasnya lebih dari usianya, dokter boleh menegakkan diagnosis sebagai pneumonia," katanya.
Orangtua juga perlu mewaspadai jika gejala batuk pilek yang diderita anak terus mengalami perburukan.
"Lihat masa inkubasinya. Kalau batuk pilek karena flu biasanya dalam 5 hari akan ada perbaikan dan akhirnya sembuh sendiri. Tetapi kalau sejak onset batuk pileknya anak mengalami perburukan, misalnya lemas, muntah, dan gelisah, perlu diwaspadai," katanya.
Pengobatan pneumonia dilakukan dengan pemberian antibiotik. Tetapi efektivitas pengobatan ini juga bergantung pada faktor lain, mulai dari status gizi anak, ada tidaknya kelainan bawaan, serta faktor penyulit lainnya.
Pada penyakit pneumonia yang berat anak perlu dirawat di rumah sakit untuk mengatasi kesulitan anak bernapas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.