Saat itu, usia Peyton Cables masih 15 tahun. Mulanya, remaja asal California itu mengeluh sangat sakit saat menstruasi. Cables muntah-muntah, demam hingga 39,5 derajat celcius, hingga pingsan. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit Ventura County Medical Centre di California dan mendapat perawatan intensif.
Dokter menemukan tubuh Cables membengkak dan detak jantungnya seperti bayi. Cables juga mengalami keracunan darah sehingga terkena gagal ginjal dan hati.
"Lidah saya putih, kemudian berubah merah. Tenggorokan saya juga sangat sakit. Mereka memberi saya minum, tapi saya sakit saat menelan," kata Cables seperti dikutip dari Dailymail.
Dokter mendiagnosis Cables dengan toxic shock syndrome (TSS), yaitu infeksi bakteri langka yang bisa menyebabkan kematian. Bakteri yang membahayakan itu adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Bakteri tersebut akan masuk ke aliran darah dan bisa menyerang organ-organ tubuh yang lain.
Cables pun terus diberi antibiotik oleh dokter agar tubuhnya mampu melawan bakteri jahat. Beruntung, Cables mampu melalui masa sulitnya. Dokter mengatakan, infeksi bakteri itu bisa berasal dari penggunaan tampon.
Padahal, Cables mengaku tak pernah menggunakan tampon lebih dari 8 jam seperti yang dianjurkan. Setelah terkena TSS, Cables aktif mensosialisasikan risiko penyakit menggunakan tampon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.