KOMPAS.com - Sereal beras maupun camilan beras khusus bayi ditemukan mengandung sejumlah arsenik. Para peneliti juga mendapati, bayi yang makan produk tersebut memiliki tingkat arsenik yang lebih tinggi dalam urin mereka.
"Kami tahu bahwa sereal beras adalah makanan khas pertama untuk bayi. Namun, kami terkejut dengan persentase atau banyaknya jumlah bayi yang makan sereal atau camilan beras instan ditambah dengan kenyataan, bahwa salah satu dari produk tersebut mengandung kadar arsenik di atas jumlah yang direkomendasikan," kata pemimpin penulis Margaret Karagas, dari yang Geisel School of Medicine di Dartmouth College di Hanover, New Hampshire.
Arsenik sendiri adalah karsinogen yang dikenal dapat memengaruhi risiko kardiovaskular, kekebalan tubuh, dan penyakit lainnya, kata Karagas.
Ada bukti-bukti bahwa tingkat pemaparan arsenik, walau dalam jumlah sedikit, memiliki dampak kesehatan yang merugikan pada anak-anak, yaitu pada pertumbuhan, kekebalan dan perkembangan saraf mereka.
Namun, Karagas dan timnya masih menyelidiki apakah bayi dalam penelitian ini memiliki efek kesehatan jangka panjang akibat paparan arsenik.
Para peneliti mempelajari 759 bayi usia 8 bulan hingga 12 bulan dari ibu dengan usia 18 sampai 45 tahun.
Orangtua diminta melaporkan asupan harian bayi mereka dari produk beras seperti kue beras, sereal, atau keripik, serta sereal bar yang diberi pemanis buatan. Para peneliti juga mengumpulkan sampel urin bayi untuk menguji kadar arsenik.
Sekitar 80 persen anak-anak diperkenalkan dengan sereal beras sebelum usia satu tahun, dan dapat mengonsumsi banyak camilan beras sejak ulang tahun pertama mereka.
Ditemukan, konsentrasi arsenik pada urin terbilang tinggi pada bayi yang makan sereal beras bayi atau makanan ringan beras ketimbang mereka yang tidak, menurut hasil di JAMA Pediatrics.
“Paparan arsenik anorganik telah dikaitkan dengan kanker serta masalah kesehatan lainnya seperti neurologis, kardiovaskuler, pernafasan dan penyakit metabolik,” kata Dr Antonio J. Signes-Pastor, dari Institute for Global Food Security di Queen University Belfast di Irlandia Utara.
"Ini menjadi perhatian khusus untuk orangtua, agar tak terlalu sering memberikan sereal atau camilan berbahan beras instan," kata Signes-Pastor, yang bukan bagian dari studi baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.