Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2016, 20:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sama seperti stroke yang terjadi pada otak, stroke mata juga terjadi karena adanya aliran darah yang tersumbat. Stroke mata terjadi ketika ada penyumbatan pada arteri atau vena di retina, yang menyebabkan hilangnya penglihatan.

Menurut dr Elvioza, SpM (K), Ketua Vitreoretina Service Jakarta Eye Center, stroke mata biasanya tidak disertai gejala-gejala tertentu, tetapi penglihatan buram atau gelap secara tiba-tiba.

"Kalau dulu, banyak orang yang terserang stroke mata menduga dirinya 'dikerjai' musuhnya dari jauh karena penglihatan tiba-tiba gelap. Padahal, itu terjadi karena pembuluh darah di mata ada sumbatan atau bahkan pecah," ujar dr Elvioza saat diskusi media di Spumante, Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Meski tiba-tiba penglihatan hilang, hal itu umumnya tanpa disertai rasa sakit. Namun, kondisi ini sangat berbahaya. Jika tak segera ditangani, hal tersebut bisa menyebabkan kebutaan permanen.

"Stroke mata bisa diatasi dengan laser. Dalam kondisi medis tertentu, bisa dikombinasikan dengan suntikan obat. Namun, efek suntikan hanya bertahan sebulan sehingga bulan berikutnya perlu disuntik kembali. Setelah itu, yang penting diperhatikan adalah pengendalian faktor risiko, menjaga tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dan sebagainya," ujar dr Elvioza.

Faktor risiko penyebab stroke mata antara lain adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, hiperkolesterol, kelainan darah, rokok, kontrasepsi hormonal, dan kehamilan.

"Jangan lupa, kondisi kehamilan bisa menyebabkan diabetes gestasional. Itu sebabnya, ibu hamil sangat penting menjaga kadar gula darah dan tekanan darahnya. Kalau tidak, berarti sudah ada tiga faktor risiko penyebab stroke mata," kata dr Elvioza.

Untuk mencegah terjadinya stroke mata, seseorang dengan faktor risiko sebaiknya rutin memeriksakan diri ke dokter mata untuk mengetahui kesehatan matanya, termasuk kondisi retina mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com