KOMPAS.com – Lita, siang itu mengeluarkan bekal makanan yang dibawa dari rumah. Nasi merah, brokoli kukus, tempe bacem rebus, dan ayam bakar, jadi menunya saat itu.
Teller di salah satu bank ternama tersebut menderita diabetes dan sedang menjalani pola makan sehat. Pertanyaannya, apakah menjaga pola makan seperti itu sudah cukup bagi penderita diabetes?
Dari data International Diabetes Federation (IDF) pada 2015, di Indonesia ada lebih dari 10 juta penduduk berusia 20 tahun hingga 79 tahun yang menderita diabetes. Hingga akhir 2015, tercatat hampir 185.000 orang meninggal karena penyakit ini.
Di luar yang terdata, diperkirakan masih ada juga 5 juta penderita diabetes. Data IDF menekankan pula, mayoritas penderita diabetes adalah warga perkotaan.
"Saat orang pindah ke kota, gaya hidupnya berubah (jadi) kurang bergerak, stres, dan makanan yang tidak sehat, (menjadikannya) lebih rentan diabetes," tegas Vice President for Corporate Sustainability Novo Nordisk, Susanne Stormer, seperti dikutip Kompas.com pada Senin (3/11/2014).
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, lonjakan angka penderita penyakit ini terutama dari diabetes tipe II.
"Diabetes tipe II itu karena gaya hidup, olahraga kurang, dan dietnya,” ujar Kepala Balitbangkes Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (14/11/2014).
Hasil riset kesehatan dasar Balitbangkes pada 2007 menunjukkan, prevalensi nasional penderita diabetes berdasarkan pemeriksaan gula darah adalah 5,7 persen untuk penduduk berusia di atas 15 tahun dan tinggal di perkotaan. Pada 2013, angkanya naik menjadi 6,8 persen.
Pola makan
Ketika seseorang sudah terlanjur terkena diabetes, apalagi tipe II, membenahi pola makan dan cara makan akan menjadi salah satu hal pertama yang harus dilakukan. Namun, menu sehat tiap orang tak bisa disamaratakan.
Untuk mengetahui takaran makanan sehat sesuai kebutuhan, penderita sebaiknya melakukan cek kesehatan rutin. Hasil dari cek kesehatan tersebut yang kemudian dijadikan acuan untuk mengetahui apa saja nutrisi dan seberapa takaran yang dibutuhkan oleh tubuh penderita.
Perlu diperhatikan, tingkat kadar gula darah selalu berkaitan dengan kolesterol, dan tekanan darah. Sehingga jika gula darah dan tekanan darah tinggi, kadar kolesterol biasanya juga tinggi.
Nah, bila hasil cek kesehatan menunjukkan hasil seperti itu, sesuaikan menu makanan sehat untuk menggantikan menu-menu yang tidak hanya berisiko meningkatkan kadar gula darah tetapi juga kadar kolesterol dan tekanan darah.
Olahraga
Dokter spesialis konsultan endokrin-metabolik-diabetes di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta, Benny Santosa, mengatakan, pola makan sehat yang dilakukan penderita diabetes bisa menurunkan 15 persen kadar gula darah. Adapun olahraga teratur juga dapat menurunkan 15 persen kadar gula darah.
Bagi penderita diabetes tipe II sangat dianjurkan olahraga angkat beban. Penjelasannya, otot yang kuat bisa membantu tubuh mengatur gula darah lebih baik.
Menurut penelitian yang diterbitkan Journal of American Medical Association, penderita diabetes tipe II yang mengombinasikan aerobik dengan latihan beban berhasil menurunkan sekitar 34 persen kadar gula darah. Adapun pengidap diabetes yang melakukan aerobik saja, kadar gula darahnya hanya turun 24 persen.
Pengidap diabetes dianjurkan olahraga 30 menit per hari atau minimal tiga kali dalam satu minggu. Lakukan olahraga sehabis makan, yaitu setelah kadar gula darah naik.