Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2016, 11:06 WIB

KOMPAS.com - Bila mendapat penanganan tepat dan segera, orang yang mengalami serangan jantung bisa diselamatkan. Meski begitu, ternyata ada penyakit ikutan yang timbul pasca-serangan jantung.

Menurut penelitian teranyar, risiko gagal jantung muncul pada empat tahun setelah serangan jantung pertama.

Gagal jantung berarti jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien untuk memenuhi kebutuhan darah ke seluruh tubuh.

"Gagal jantung adalah penyakit serius dengan risiko besar perawatan di rumah sakit dan juga kematian," kata ketua peneliti Dr.Johannes Gho, ahli kardiologi dari University Medical Center Utrecht, Belanda.

Gho mengatakan, perawatan pasien serangan jantung merupakan kunci untuk meningkatkan angka harapan hidup dan juga menurunkan risiko gagal jantung di kemudian hari.

Dalam penelitiannya, Gho dan timnya menganalisa data 25.000 orang di Inggris Raya yang menderita serangan jantung pertama. Hampir 25 persen pasien menderita gagal jantung dalam periode 4 tahun.

Ada beberapa risiko yang meningkatkan risiko gagal jantung setelah serangan jantung. Misalnya saja, untuk setiap 10 tahun penambahan usia, faktor risikonya naik 45 persen.

Atrial fibrillation, kondisi irama jantung tidak normal, dan juga menderita diabetes, juga meningkatkan risiko gagal jantung secara signifikan.

Kondisi kesehatan lain yang perlu diwaspadai antara lain, penyakit arteri periferal, penyakit paru obstruktif kronik, tekanan darah tinggi, serta beberapa gangguan jantung.

Gho mengatakan, penelitian yang dilakukannya memang terbatas pada era di mana obat yang dipakai adalah jenis thrombolitik untuk mengatasi sumbatan pembuluh darah. Sementara saat ini dokter banyak menggunakan stent, yaitu memasukkan tabung sangat kecil untuk membuka arteri yang tersumbat.

"Stent adalah terapi yang bagus untuk serangan jantung, sehingga risiko gagal jantung bisa ditekan. Selain itu, menemukan pasien serangan jantung yang paling rentan gagal jantung bisa membuat dokter melakukan tindakan pencegahan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com