Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transfusi Darah di India Belum Steril dari Virus HIV

Kompas.com - 14/06/2016, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Transfusi darah memang masih jadi salah satu sumber penularan HIV di seluruh dunia. Namun, infeksi HIV melalui darah yang didonorkan cukup tinggi di India.

Prosentasi penularan HIV lewat donor darah di India berkisar kurang dari satu persen. Walau angkanya terlihat kecil, tetapi karena kasus HIV di India mencapai 2,09 juta orang, maka prosentase tadi tidak bisa dianggap remeh.

Menurut informasi dari National Aids Control Organisation (Naco) di India, dalam 17 bulan terakhir terdapat 2.234 orang India yang tertular HIV setelah mendapatkan transfusi darah di rumah sakit.

Standar keamanan donor darah di India memang masih rendah. Padahal, setiap tahun negara ini kekurangan jutaan unit darah. Kesadaran warganya untuk menyumbangkan darahnya juga rendah dan mereka yang mau melakukannya didasarkan karena imbalan uang.

Walau pemerintah India melarang bank darah membayar pendonor, tetapi penjualan darah terus dilakukan di pasar gelap. Terkadang, keluarga yang membutuhkan kantong darah diminta pihak rumah sakit mencari donor yang sesuai. Walau hal ini sebenarnya juga ilegal, tapi tetap dilakukan.

Prosedur donor darah di semua negara hampir sama; setiap donor harus dites HIV, hepatitis, dan sifilis. Namun, bank darah di India tak selalu disiplin mengikuti syarat tersebut. Hasilnya, transfusi darah kerap membawa pula infeksi virus, termasuk HIV.

Selain itu " periode jendela" di mana donor yang terinfeksi HIV belum menunjukkan hasil positif setelah dites, membuat darah yang disumbangkan tidak diketahui bersih dari virus atau tidak.

Sebenarnya ada tes yang bisa dilakukan untuk mengurangi waktu tunggu 7 hari pada tes HIV, tetapi biayanya mahal dan belum dipakai di tiap daerah.

Idealnya setiap donor harus diperiksa, riwayat medisnya juga diteliti dan mereka harus mendapat konseling sebelum diambil darahnya untuk memastikan tidak ada infeksi penyakit yang diderita. Darah yang diambil juga harus disimpan dulu di bank dan dipastikan aman.

Seperti dikutip dari BBC, walau India kekurangan suplai darah, tetapi sering dilakukan transfusi yang tidak perlu. Kondisi ini bukan hanya membuat pasien rentan tertular HIV, hepatitis, dan penyakit lain, tapi juga mengurangi ketersediaan darah bagi pasien yang memang membutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau