Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Langka Ini Harus Diobati dengan Sedot Lemak

Kompas.com - 25/07/2016, 14:25 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber People

KOMPAS.com - Dua tahun lalu Emily Barltey memulai pola makan sehat dan olah raga satu hingga dua kali sehari agar berat badannya turun. Bagian perut mengecil dan tetapi lemak di lengan dan kaki tidak juga hilang.

"Saya begitu frustasi," kata gadis 16 tahun tersebut. "Saya akhirnya berhasil menurunkan berat sekitar 15 kg tetapi kaki terlihat tetap besar."

Sudah lama ia mengalami masalah berat badan. "Akhirnya saya sekolah di SMA mandiri karena tak sanggup bersekolah di SMA biasa berhubung dengan kelainan ini. Saya tak bahagia dengan diri sendiri," katanya.

Semuanya berubah ketika ibunya membaca artikel tentang penyakit langka yang disebut lipedema. Penyakit ini mempengaruhi metabolisme lemak dan menyebabkan lemak terdistribusi tak merata di tubuh. Hal itu juga menyebabkan nyeri karena inflamasi dan pembengkakan.

Bartley menyadari gejala penyakit itu sama dengan dirinya. Ia mendapat diagnosis resmi ketika bertemu dengan ahli pengobatan lipedema, Dr David Amron.

"Lipedema adalah kelainan penyimpanan lemak," jelas Dr Amron. "Gejalanya adalah proporsi yang tak merata sangat parah di sejumlah daerah di tubuh, lazimnya di kaki yang membuat kaki terlihat seperti tiang atau pohon. Lipedema ini tak dapat diatasi dengan diet dan olahraga."

Gadis itu merasa lega ketika mendapatkan diagnosis tersebut. "Awalnya saya terkejut mengetahui sesuatu yang belum pernah didengar sebelumnya. Hal ini membuat saya merasa lebih baik. Senang ketika tahu hal yang terjadi pada diri saya bukan karena kesalahan sendiri," katanya.

Untuk mengatasi lipedema itu, dokter melakukan dua prosedur sedot lemak selama tiga jam bulan Mei lalu. Satu untuk mengambil lemak dari paha dan yang lainnya untuk menghilangkan lemak dari betis, pergelangan kaki dan lengan atas.

"Ini bukan prosedur sederhana. Bedah yang kami lakukan menghindari bius total sehingga pasien masih tersadar. Alasannya, lebih aman begitu. Tetapi alasan utamanya untuk mendapat hasil yang bagus, Anda harus memposisikan pasien ketika melakukannya. Jika tidak melakukannya dengan benar, dokter dapat merusak limfatik," papar Amron.

Bartley merasakan emosi campur aduk mengenai operasinya. "Saya takut tetapi juga senang ketika lemak diambil. Saya lebih merasa senang daripada cemas," katanya.

Setelah operasi, ia mengenakan garmen untuk mengompresi kakinya. Ia juga bekerja sama dengan ahli limfatik untuk mengurangi pembengkakan. Hasil akhirnya akan terlihat selama 6 hingga 12 bulan. Ia mengatakan siap melihat dan merasakan perubahan.

"Saya merasa lebih baik ketika olahraga. Olahraga terasa lebih terkena sasaran dan merasakan otot lebih baik. Saya melihat pembentukan di lengan dan kaki," ujarnya.

"Meskipun belum memberikan perubahan fisik besar, saya merasa 100 persen lebih baik. Nyeri dari kelainan ini sudah hilang dan. Mengetahui bakal melihat hasilnya begitu menenangkan dan memberikan banyak harapan di masa depan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com