Iritasi Wajah Jenis Ini Bisa Memicu Alzheimer

KOMPAS.com - Orang-orang dengan masalah kulit rosacea, dinilai dapat mengalami peningkatan risiko alzheimer dan demensia di hari tua, ungkap studi baru di jurnal Annals of Neurology.

Jadi jika Anda memiliki gejala rosacea, seperti wajah yang mudah memerah, bengkak, atau jerawat yang tak kunjung selesai, berbicaralah dengan dokter tentang kemungkinan penurunan memori otak.

Alzheimer sendiri ditandai dengan gejala pikun yang umumnya terjadi pada usia 60 tahun ke atas, namun tak menutup kemungkinan terjadi pada orang yang lebih muda. Sedangkan demensia, merupakan gangguan progresif pada sistem syaraf yang umumnya ditandai dengan penurunan daya ingat, penalaran, hingga berbahasa.

Setelah menganalisis catatan medis dari 5,5 juta orang, para peneliti menemukan bahwa orang yang didiagnosis dengan rosacea, 7 persen lebih mungkin mengembangkan demensia dan 25 persen lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit alzheimer ketimbang mereka tanpa gangguan kulit.

Para peneliti percaya, ada benang merah antara dua kondisi yang tampaknya tidak berhubungan itu. Peradangan dan antimikroba peptida, protein yang berkaitan dengan respon kekebalan tubuh—sering ditemukan pada orang yang memiliki rosacea. Kedua kondisi tersebut dikaitkan dengan demensia dan penyakit Alzheimer, jelas penulis studi Alexander Egeberg, M.D., Ph.D.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah pengobatan rosacea sejak muda dapat membantu melindungi otak terhadap gejala pikun di hari tua.

Meski begitu, perawatan rosacea seperti pemberian antibiotik tetrasiklin, memiliki kemungkinan untuk menekan beta-amyloid atau protein-protein di otak yang diduga berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer.