Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Fisik Pria Melemah karena Keseringan Main Gawai

Kompas.com - 23/08/2016, 16:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com -Tak bisa lepas dari perangkat gawai merupakan ciri khas generasi milenial. Kebiasaan itu berpengaruh besar pada kekuatan fisik.

Studi baru yang diterbitkan di jurnal Hand Therapy menemukan cengkraman tangan mereka, terutama pria, lebih lemah. Hal itu disebabkan oleh kebiasaan main ponsel pintar. Begitu kata peneliti Elizabeth Fain, asisten profesor occupational therapy di Winston-Salem State University, North Carolina, AS.

Fain dan rekannya Cara Weatherford, terapis occupational untuk dokter anak, mengukur kekuatan genggaman tangan peserta penelitian dan seberapa kuat seseorang mendorong jempol tangan ke telunjuk.

Mereka menguji sekelompok 237 orang sehat (83 pria dan 154 wanita) usia antara 20 dan 34. Mereka kemudian penemuan mereka dengan data yang diambil dari kelompok sama pada 1985.

Fain dan Weatherford menemukan bahwa seluruh kelompok pria memiliki genggaman lebih lemah. Sementara hal yang sama juga terjadi untuk wanita usia antara 20 dan 30.

Sebaliknya, pada wanita usia antara 30 dan 34 tidak menunjukkan genggaman lebih lemah. Mungkin karena status mereka bukan generasi milenial dan memiliki kegiatan fisik lebih banyak.

Dengan kata lain, milenial peremuan yang lebih tua tidak memiliki kebiasaan teknologi yang sama dengan rekan pria mereka serta generasi yang lebih muda.

Genggaman tangan tak hanya penting untuk kehidupan keseharian tetapi juga merupakan indikator penting bagi kebugaran keseluruhan dan pemberi prediksi terhadap masalah kesehatan.

Riset pun menemukan bahwa genggaman lemah merupakan pertanda tingkat kematian lebih tinggi. 

Namun, studi ini bukan berarti generasi milenium berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan. Sebaliknya, periset perlu memperbarui apa yang dipandang sebagai kekuatan genggaman normal bagi generasi milenium sehat sehingga dokter dapat secara akurat mengukur kekuatan genggaman di kemudian hari.

Kendati demikian, kebiasaan main ponsel memberi keistimewaan khusus buat generasi milenium. Mereka memiliki jempol lebih kuat. Tetapi ini juga bukan hal hebat karena otot jempol termasuk kecil.

"Sering mengetik pesan membuat radang otot-otot kecil di sekitar jempol, serupa dengan carpal tunnel," katanya.

Risiko yang paling dekat dengan kondisi itu adalah De Quervains tenosynovitis, nyeri di tendon di sisi jempol yang disebabkan oleh pergerakan berulang jempol dan pergelangan tangan.

Jadi seberapa waktu yang dianjurkan untuk berhenti main ponsel? Fain merekomendasikan istirahat sejenak 3-5 menit, meregangkan jempol ke posisi L, dua sampai tiga kali dalam satu jam. Bila kondisi itu terasa nyeri, ia merekomendasikan kompres dingin sampai daerah itu terasa mati rasa sejenak karena terkena es.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau