KOMPAS.com - Banyak remaja yang mengalami lonjakan berat badan kala memasuki masa pubertas. Para ilmuwan mengatakan, mereka telah memahami mengapa hal tersebut terjadi.
Rupanya, lanjut peneliti, saat memasuki masa remaja, anak-anak cenderung membakar hingga 500 kalori lebih sedikit per hari ketimbang anak-anak dengan usia yang lebih muda. Peneliti berspekulasi, hal ini sedikit banyak berhubungan dengan sifat evolusi.
Profesor Terry Wilkin, yang memimpin penelitian, mengatakan, “Saat memasuki usia puber, tubuh manusia sedang berevolusi dengan melakukan banyak perubahan. Tubuh akan menjaga kalori agar memiliki cukup cadangan energi demi mendukung perubahan selama masa pubertas. Sehingga tubuh akan membakar kalori lebih sedikit.”
“Hanya saja, di masa sekarang, anak-anak cenderung memiliki kalori yang cukup setiap hari. Sehingga, bila anak mengasup makanan yang lebih banyak dari biasanya, ini bisa menjadi awal mulanya kelebihan berat badan."
Namun, selain hal tersebut, peneliti juga menekankan, remaja cenderung berolahraga lebih sedikit dari anak-anak yang lebih muda. Inilah yang kemudian menyebabkan remaja mengasup kalori berlebih, hal tersebut telah dikaitkan dengan obesitas.
Kabar baiknya, pada usia 16 ke atas, peneliti menemukan bahwa pengeluaran kalori oleh tubuh mulai mendaki lagi. Jadi, remaja punya kesempatan untuk membakar kalori lebih banyak sebelum memasuki usia 20an.
Bila anak-anak remaja mengalami kasus kelebihan berat badan, orangtua disarankan untuk mengajak anak remaja mereka bergerak aktif, seperti mendorong mereka mengikuti olahraga yang disukai, atau berolahraga rutin saat akhir pekan. Sehingga, kasus obesitas saat pubertas tidak akan berlangsung selamanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.