BOGOR, KOMPAS — Institut Pertanian Bogor meluncurkan dan memasarkan beras analog berbahan dasar jagung, singkong, dan sagu. Selain mudah dimasak dan rasanya mirip dengan beras padi, memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, dan mengandung anti oksidan.
"Beras analog cocok bagi penderita diabetes dan punya kolesterol tinggi atau yang diet kalori. Harganya sekitar Rp 25.000 per kilogram," kata Prof Slamet Budijanto, perintis riset beras analog, di IPB Science Techno Park Open House, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/9).
Kemarin, hasil inovasi produk pangan karya para dosen dan mahasiswa IPB dipamerkan. Banyak produk pangan itu diproduksi dan dipasarkan PT Bogor Life Science and Technology (BLST), perusahaan milik IPB.
Riset produk beras dari bahan nonberas mulai digarap setahun lalu. "Kami mengembangkan pemasaran beras analog. Jika produksi lebih banyak, harganya jadi kian terjangkau dan menekan ketergantungan pada beras padi dan terigu gandum," kata Direktur Utama BLST Meika Syahbaana Rusli.
Diversifikasi pangan
Menurut Slamet, diversifikasi pangan ada sejak dulu di Indonesia. Di sejumlah daerah, masyarakat mengonsumsi jagung, sagu, dan umbi-umbian sebagai makanan pokok, tetapi beralih ke beras. Itu karena, antara lain, penampilan beras amat baik dan bisa dipadukan berbagai kuliner.
"Konsumsi beras Indonesia nomor tiga terbanyak setelah Tiongkok dan India," ucapnya. Konsumsinya 124 kilogram per tahun per kapita, lebih tinggi dari Jepang yang hanya 24 kg per tahun per kapita dan Malaysia 70 kg per tahun per kapita.
Beras analog dibuat dengan teknologi ekstrusi. Jadi, butirannya mirip beras padi, bisa diproduksi massal, ditanak seperti beras padi, bahan baku 100 persen dari Indonesia, dan bisa ditambah vitamin atau mineral lain.
Beras tiruan mengikuti warna dasar bahan baku. Misalnya, beras warna ungu jika berbahan umbi-umbian. Pihaknya belum meneliti pemutihan beras analog. Fokus riset lanjutan beras analog ialah memastikan beras itu bisa mencegah kanker. (RTS)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2016, di halaman 14 dengan judul "Beras Analog untuk Tekan Kolesterol".