KOMPAS.com - Kebiasaan yang menyehatkan umumnya adalah dengan makan makanan bergizi, olahraga pada pagi hari, atau tidak bergadang. Di luar itu, ternyata banyak hal-hal tak terduga yang bisa berdampak positif bagi tubuh. Selama ini, kebiasaan itu mungkin dianggap menjengkelkan atau tak ada gunanya. Apa saja?
1. Bernyanyi di kamar mandi
Siapa yang suka bernyanyi di kamar mandi? Kebiasaan itu ternyata bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melawan stres hingga depresi. Bahkan, juga dipercaya dapat membantu menurunkan risiko stroke.
Saat bernyanyi, otak kanan kita akan lebih bekerja. Otak kanan berkaitan dengan kreativitas dan emosi. Sedangkan, otak kiri berkaitan dengan logika dan analisis. Tak peduli suara Anda merdu atau tidak, bernyanyilah!
2. Menggigit kuku
Kebiasaan mengigit kuku jari tangan dipandang sebagai kebiasaan jorok dan tidak sehat. Namun, dalam sejumlah penelitian, anak-anak yang memiliki kebiasaan menggigit kuku justru lebih kecil risiko untuk terkena alergi.
Dalam studi tersebut, peneliti mengumpulkan 1.000 anak di Selandia Baru berusia 5-11 tahun. Hasilnya, anak-anak yang memiliki kebiasaan mengigit kuku atau mengisap jempol, 31 persen kurang sensitif terhadap alergen dibanding yang tidak memiliki kebiasaan itu.
Meski ada sisi positifnya, peneliti Malcolm Sears dari Universitas McMaster Michael G. Degroote School of Medicine tidak menganjurkan kebiasaan ini terus dilakukan.
3. Gelisah
Perasaan gelisah mungkin sangat menggangu Anda. Akan tetapi, menurut sebuah studi, gelisah, baik di rumah atau tempat kerja bisa memberikan dampak positif.
Efek positifnya yaitu, mereka yang gelisah atau sedang merasa gugup biasanya akan banyak gerak dan tak bisa diam dari tempat duduk. Hal itu mengurangi waktu seseorang duduk lebih lama sehingga baik untuk kesehatan.
4. Mendengung
Berdasarkan sebuah penelitian kecil dari Nepal Medical College, mendengung atau bersenandung seperti suara burung selama lima menit dapat menurunkan tekanan darah.
Penelitian melibatkan 50 orang yang diminta menarik napas perlahan selama lima detik, kemudian melepaskannya atau menghembuskan napas selama 15 detik. Mereka mendengung saat menghembuskan napas itu.
Setelah latihan tersebut, tekanan darah para peserta ternyata menurun dibanding sebelum latihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.