KOMPAS.com - Menebar kebaikan bukan hanya bermanfaat bagi sesama, tapi juga kedamaian hati orang yang melakukannya.
Hampir sebagian dari kita setiap hari menghadapi kecemasan. Perasaan tidak nyaman itu bisa dipicu oleh berita-berita kekerasan, pertentangan di media sosial, atau bencana yang ada di sekitar.
Penelitian menunjukkan, sesuatu yang sederhana seperti bersikap dan berbuat baik bisa mengurangi rasa stres dan kecemasan tersebut. Hal ini berdampak besar bagi kesehatan mental dan fisik kita.
Melakukan tindakan kebaikan yang tulus bisa membantu seseorang yang mengalami kecemasan sosial, sehingga mereka merasa nyaman dalam interaksi sosial.
"Tindakan kebaikan bisa melawan perasaan negatif, mengurangi kadar kecemasan sosial, dan membuat mereka tak lagi ingin menghindari situasi sosial," kata Jennifer Trew, salah satu peneliti.
Tersenyum, memberikan perhatian pada orang di sekitar, menolong tuna netra menyebrang jalan, adalah contoh kebaikan kecil yang bisa kita lakukan setiap hari.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan, dengan berbuat baik, mood kita juga akan lebih baik. Ini karena ketika melakukan kebaikan, otak akan melepaskan hormon oksitosin atau hormon cinta, serta dopamin. Kedua hormon itu memicu rasa bahagia.
"Saat Anda baik kepada sesama, Anda akan merasa lebih baik sebagai individu, merasa lebih bermoral, optimis, dan positif," kata Sonja Lyubomirsky, Ph.D, profesor psikologi.
Pelepasan hormon oksitosin ini tidak hanya memengaruhi mood, tapi juga berpengaruh positif pada jantung. Itu karena okstisotin menyebablan pelepasan zat nitric oxide yang melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.