KOMPAS.com - Berbagai penelitian menyebut bahwa puasa bisa mencegah munculnya serangan jantung, stroke, bahkan kanker. Dengan catatan, puasa dilakukan secara rutin dengan durasi puasa tak lebih dari 24 jam.
Puasa memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan DNA dan sel-sel. Hal ini penting untuk melawan beragam penyakit yang hendak menguasai tubuh.
Dalam hal kanker, penelitian terbaru menyebut kalau puasa mampu memangkas risiko munculnya kembali kanker payudara pada penyintas. Dengan berpuasa selama 13 jam, penyintas kanker payudara mampu menurunkan risiko hingga sepertiganya.
Penelitian ini melibatkan 2413 wanita berusia 27 hingga 70 tahun yang mengidap kanker payudara stadium awal. Mereka diharuskan berpuasa selama 12,5 jam dalam satu malam.
Para partisipan terus dipantau sekitar tujuh tahun untuk melihat perkembangan kanker payudara yang dialami. Apakah kanker tersebut mengecil, membesar, hilang lalu kembali lagi, serta kematian yang diakibatkan kanker payudara atau sebab lainnya.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat itu mengungkap bahwa penyintas kanker payudara yang tidak berpuasa berpotensi terkena kanker payudara lagi.
Risiko tersebut meningkat hingga 36 persen dan ada kemungkinan sebesar 21 persen penyintas meninggal. karena kanker tersebut.
Mengapa demikian? Para peneliti menjelaskan bahwa rahasianya ada pada kadar gula darah.
Puasa membantu tubuh mengendalikan kadar gula darah. Jika penyintas kanker payudara tidak mengendalikan pola makannya, maka kadar gula darah bisa naik drastis.
Tambah lagi, pola makan yang tidak teratur berpengaruh pada kualitas tidur. Kadar gula darah dan kualitas tidur punya kaitan erat pada munculnya kanker payudara.
Catherine Marinac dari San Diego School of Medicine di Amerika Serikat mengatakan agar para wanita, termasuk penyintas kanker payudara, untuk menghindari makan di tengah malam. Cara ini dianggap sebagai salah satu solusi mudah agar kanker payudara tak muncul kembali.
“Penelitian sebelumnya mencari tahu kaitan antara kanker dan makanan yang kita santap. Tapi kapan kita makan juga berpengaruh, karena berkaitan dengan metabolisme tubuh,” papar Catherine.
Professor Dr. Ruth Patterson, ahli kanker dari Moores Cancer Center, San Diego, Amerika Serikat mengatakan bahwa percobaan ini bisa jadi terobosan untuk mencegah berbagai jenis kanker. Termasuk penyakit lain seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.