Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2016, 19:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik penggunaan antibiotik dalam hewan ternak bisa memicu terjadinya kebal antibiotik pada manusia yang mengonsumsi daging hewan tersebut. Karena itu pemakaian antibiotik perlu dilakukan secara bijak.

Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba ( KPRA) Kementerian Kesehatan RI, dr. Harry Parathon, SpOG mengungkapkan, penularan bakteri resisten dari hewan ternak bisa melalui daging yang dimakan manusia.

Jika hewan tersebut sering diberikan antibiotik, maka bisa terdapat residu antibiotik di dagingnya. Ketika di makan manusia, residu antibiotik ikut masuk ke tubuh. Hal ini sama saja dengan konsumsi antibiotik, padahal tidak sedang sakit katena infeksi bakteri.

Sesuai dengan namanya, seharusnya antibiotik hanya boleh digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Dalam jangka panjang, penggunaan antibiotik yang berlebihan bisa menyebabkan bakteri bermutasi dan menjadi kebal.

Dampak tersebut memang tidak langsung dirasakan manusia. "Di tubuh kita ada bakteri yang mutasi tadi tapi, kita belum jatuh sakit selama kekebalan kita masih bagus. Tapi, misalnya suatu ketika saya kena stroke, bakteri pun mulai berulah," jelas Harry.

Selain lewat daging yang dimakan, penularan juga bisa melalui kontak langsung dengan hewan yang mengalami resistensi antimikroba. Bakteri pada hewan yang sudah resistensi antibiotik bisa berpindah ke tubuh manusia. Akibat resistensi antibiotik pun baru terlihat ketika manusia tersebut sedang sakit atau daya tahan tubuhnya menurun.

Pemberian antibiotik dalam peternakan seharusnya hanya boleh kepada hewan yang sakit. Itu pun ada obat antibiotik khusus untuk hewan. Faktanya, masih banyak yang memberikan antibiotik kepada hewan untuk meningkatkan pertumbuhan.

Menurut Harry, edukasi mengenai resistensi antibiotik harus terus-menerus diberikan, baik kepada petugas kesehatan, masyarakat, dan juga para peternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau