Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2017, 10:55 WIB

KOMPAS.com - Walau kanker masih identik dengan risiko kematian dan biaya pengobatan yang besar, namun kesadaran orang untuk melakukan pencegahan sangat rendah.

Faktor penghambat pencegahan kanker atau pun deteksi dini adalah kurangnya pengetahuan akan penyakit kanker, keterbatasan biasa, atau malah justru takut didiagnosis positif kanker. Masyarakat juga sering percaya pada informasi yang kealiru, misalnya mitos atau pengobatan alternatif.

Menurut data Riskesdas 2013 di Indonesia, ada 330.000 penderita kanker di Indonesia. Kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Kedua jenis kanker ini sebenarnya jika ditemukan di stadium awal memiliki angka kesembuhan yang besar.

Kanker serviks

Imunisasi HPV (human papillomavirus) merupakan cara yang dianjurkan untuk mencegah kanker leher rahim. Di banyak negara, imunisasi ini telah menjadi program pemerintah.

Imunisasi HPV akan menimbulkan antibodi yang kuat. Antibodi ini dapat menetralkan virus HPV sehingga infeksi dapat dicegah. Pemberian vaksin lebih efektif pada anak berusia 9-19 tahun karena antibodi yang timbul lebih tinggi. Selain itu, mereka belum terpapar virus HPV (belum berhubungan seksual).

Pada wanita yang sudah menikah, dianjurkan melakukan deteksi dini secara teratur yaitu melakukan papsmear atau pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).

Kanker payudara

Deteksi dini yang bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat adalah periksa payudara sendiri (sadari). Jika ditemukan benjolan atau kelainan pada payudara bisa segera diperiksakan ke dokter untuk memastikan normal tidaknya.

Pemeriksaan payudara lainnya adalah mammografi untuk mendeteksi tumor di payudara, bahkan sebelum muncul benjolan. Namun, tak semua rumah sakit memiliki alat ini.

Berbagai penelitian menunjukkan, deteksi dini kanker payudara bisa membantu ribuan nyawa setiap tahunnya. Namun, kebanyakan kasus kanker sudah ditemukan pada usia lanjut karena kesadaran memeriksakan payudara masih rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau