KOMPAS.com - Studi baru menemukan bahwa selain autisme terjadi lebih umum pada pria daripada wanita, perbedaan struktur otak juga dapat menjadi faktor penentu, terlepas dari jenis kelamin biologis.
Ini menunjukkan bahwa memiliki otak dengan fitur seperti otak pria dapat meningkatkan probabilitas gangguan spektrum autisme.
Studi ini menemukan bahwa memiliki otak dengan struktur seperti otak pria, memiliki risiko ASD lebih tinggi dibanding yang memiliki struktur otak khas wanita. Demikian kata penulis pertama Dr. Christine Ecker, dari Universitas Goethe di Frankfurt, Jerman dan rekan, melaporkan temuan mereka dalam jurnal JAMA Psychiatry.
Gangguan spektrum autisme (ASD) atau lebih dikenal dengan sebutan autisme saja, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gangguan perkembangan otak yang kompleks yang dapat mengakibatkan tantangan perilaku sosial dan komunikasi.
ASD adalah gangguan spektrum yang luas, tidak ada dua orang dengan ASD memiliki gejala yang tepat sama.
Orang dengan ASD dapat berinteraksi dengan orang lain dan belajar dengan cara yang berbeda dari orang kebanyakan.
Beberapa orang dengan ASD membutuhkan sedikit bantuan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sementara ada juga yang perlu banyak bantuan.
Perbedaan otak pria dan wanita
Studi sebelumnya menemukan bahwa otak rata-rata pria berbeda otak rata-rata wanita di fitur struktural tertentu. Misalnya, volume otak pria lebih besar dari otak wanita.
Untuk penelitian mereka, para ilmuwan memilih untuk fokus pada ketebalan korteks, karena ini adalah salah satu fitur otak yang bervariasi antara pria dan wanita, dan ditemukan berubah pada orang dengan ASD.
Tim merekrut 98 orang dewasa kidal (49 laki-laki, 49 perempuan) dengan ASD dan menggabungkan mereka dengan 98 orang dewasa (51 laki-laki, 47 perempuan) tanpa ASD. Para peserta berusia sekitar 18 sampai 42 tahun.
Ketebalan korteks dinilai dengan menggunakan scan otak MRI, dan semua peserta dengan ASD didiagnosis menurut International Statistical Classification of Diseases (ICD-10 ). Diagnosis dikonfirmasi dengan uji klinis standar.
ASD tiga kali lebih mungkin terjadi pada wanita dengan otak seperti otak pria
Dari analisa statistik, tim menemukan bahwa memiliki otak dengan anatomi seperti otak pria, terkait dengan probabilitas ASD yang lebih tinggi, dibanding otak dengan anatomi seperti otak wanita.
Dengan kata lain, selain lebih umum terjadi pada pria, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peserta wanita yang otaknya secara anatomis lebih mirip otak pria memiliki risiko ASD tiga kali lebih tinggi dari peserta wanita yang otaknya secara anatomis memang memiliki struktur khas otak wanita.
Para penulis menekankan perlu penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi temuan mereka dan memeriksa penyebab perbedaan tersebut.
Mereka menginginkan, penelitian lanjutan bisa melihat apakah hasil yang sekarang dapat direplikasi dalam subkelompok spektrum autisme lainnya, karena temuan yang sekarang hanya berfokus pada orang dewaasa autis dengan fungsi tinggi (high- functioning adults with ASD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.