Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Asal Bikin Tato, Pahami Efek Samping sampai Cara Perawatannya

KOMPAS.com - Tato merupakan salah satu ekspresi seni dan bagian tradisi di beberapa kultur masyarakat.  

Seni lukis di atas tubuh ini dikerjakan dengan memasukan tinta ke lapisan dermis menggunakan jarum.

Melansir Healthline, belakangan tato semakin populer di beberapa negara.

Menurut Pew Research Center, di Amerika Serikat, hampir empat dari setiap sepuluh orang yang lahir setelah tahun 1980 memiliki setidaknya satu tato di tubuhnya.

Kendati populer, beberapa orang kadang membuat tato secara spontan tanpa pertimbangan matang. Padahal, tato terkadang memiliki efek samping pada kesehatan.

Efek samping 

Sebelum membuat keputusan untuk menato tubuh, Anda perlu memahami beberapa efek samping tato. Berikut beberapa di antaranya:

  • Alergi tinta tato dapat berkembang bertahun-tahun kemudian. Biasanya reaksi alergi ditandai ruam di bagian tubuh yang dirajah.
  • Infeksi kulit, seperti infeksi staph atau TBC
  • Muncul benjolan atau granuloma di sekitar tato
  • Pembentukan keloid atau pertumbuhan jaringan parut 
  • Penyakit yang ditularkan melalui darah karena jarum tato tidak steril. Antara lain penyakit hepatitis B, hepatitis C, tetanus, sampai HIV
  • Gangguan saat tes magnetic resonance imaging (MRI) di kemudian hari
  • Rasa terbakar atau bengkak di bagian tubuh yang ditato

Perhatikan tinta dan jarum suntik

Melansir Hello Sehat, beberapa jenis tinta tato bersifat toksik, karsinogen, serta tidak memenuhi standar keamanan internasional.

Beberapa tinta juga mengandung komponen yang berbahaya bagi tubuh. Misalnya barium, merkuri, tembaga, dan sebagainya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat juga menyebut, pigmen atau pewarna tinta tato ada yang menggunakan bahan untuk industri. Seperti tinta printer atau cat mobil.

Selain itu, jarum tato yang tidak steril juga bisa mengakibatkan penyakit menular berbahaya.

Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui aliran darah dan jarum suntik tidak steril di antaranya adalah HIV/AIDS, tetanus, hepatitis B, dan hepatitis C.

Pikirkan dengan cermat

Sebelum memasang tato di tubuh, pikirkan baik-baik rencana tersebut.

Jika belum yakin, urungkan niat dan berikan waktu lebih banyak untuk menimbang ulang rencana itu.

Jangan sampai Anda memasang tato dalam keadaan tertekan atau di bawah pengaruh alkohol dan narkoba.

Selain itu, pastikan Anda membuat tato di studio yang terpercaya, bereputasi baik, menggunakan tinta aman bagi tubuh, dan menggunakan jarum suntik steril sekali pakai.

Pertimbangkan juga bagian tubuh yang akan ditato. Karena penambahan berat badan dapat merusak motif atau desain tato.

Cara merawat tato

Tato bukan hanya dibuat untuk gaya-gayaan tanpa perawatan. Perawatan usai merajah tubuh penting untuk kesehatan kulit.

Melansir Mayo Clinic, berikut tips sehat merawat tato:

  1. Jaga kebersihan kulit yang ditato. Gunakan sabun dan air. Bersihkan dengan lembut. Saat mandi, hindari aliran air langsung ke kulit yang baru ditato.
  2. Gunakan pelembab. Oleskan pelembab ringan ke kulit yang ditato beberapa kali sehari.
  3. Hindari paparan sinar matahari. Jauhkan area tato dari matahari selama setidaknya beberapa minggu seusai dirajah.
  4. Hindari berenang. Jauhi kolam renang, kolam air panas, sungai, danau, dan badan air lainnya saat tubuh baru ditato. Tujuannya untuk meminimalkan infeksi. 
  5. Beri waktu dua minggu agar masa pemulihan tuntas setelah membuat tato. Jangan  asal mengorek kulit kering di sekitar tato karena dapat meningkatkan risiko infeksi, dapat merusak desain, dan menyebabkan jaringan parut.
  6. Jika terkena infeksi, segera hubungi dokter. Selain itu, saat tato yang dibuat tidak sesuai ekspetasi dan ingin menghapusnya, konsultasikan kepada dokter untuk operasi laser atau opsi lain.

https://health.kompas.com/read/2020/01/02/190000868/jangan-asal-bikin-tato-pahami-efek-samping-sampai-cara-perawatannya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke