Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua

Lantas, apakah benar penyakit diabetes mellitus hanya diderita orang tua?

Prof. dr. Jose Rizal Latief Batubara, PhD, Sp.A(K) dari Divisi Endokrinologi Anak FKUI-RSCM menyebut, kadar gula tinggi bisa terjadi pada anak-anak sampai orang tua.

"Kejadian diabetes pada anak jumlahnya terus meningkat. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia," jelas Jose, melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (15/11/2019).

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 2018, angka kejadian diabetes mellitus pada anak usia nol sampai 18 tahun meningkat 700 persen dalam kurun waktu 10 tahun.

Terdapat dua jenis penyakit kencing manis yang menyerang anak-anak. Yakni:

  • Diabetes mellitus tipe-1 (DM tipe-1): disebabkan pankreas tidak bisa memproduksi insulin yang cukup
  • Diabetes mellitus tipe12 (DM tipe-2): disebabkan gangguan kerja insulin dan kerusakan sel pankreas

Sebagai informasi, insulin berfungsi mengontrol penggunaan gula dalam darah oleh otot, lemak, dan sel di tubuh.

Saat produksi insulin berkurang, kadar gula darah meningkat dan memicu gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Kasus DM tipe-1 paling sering diderita anak-anak, penyebab umumnya karena faktor genetik.

Namun, belakangan, kasus DM tipe-2 juga meningkat. Penyebabnya, didominasi faktor kelebihan berat badan dan obesitas.

Sebelum penyakit tidak menular ini tidak berkembang menjadi komplikasi, ada baiknya orangtua mengenali gejala diabetes pada anak. Antara lain:

1. Gampang lapar

Tanda-tanda anak mengalami diabetes adalah gampang merasa lapar walaupun baru selesai makan.

Rasa lapar ini timbul karena jumlah insulin yang tidak memadai, sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

2. Sering haus

Selain lapar, anak yang mengidap diabetes juga terus-menerus merasa haus.

Hal itu juga dipengaruhi ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormon insulin. Akibatnya, tubuh jadi kekurangan cairan dan gampang haus.

3. Sering pipis atau mengompol

Tingginya kebutuhan cairan anak terkadang tidak diimbangi kemampuan tubuh dalam menyerap cairan.

Akibatnya, anak penderita diabetes jadi lebih sering pipis dibandingkan frekuensi normal, terutama di malam hari.

4. Bobot tubuh menyusut

Gejala diabetes pada anak juga bisa dikenali saat bobot tubuh si kecil turun drastis dalam rentang dua sampai enam minggu sebelum terdiagnosis.

Orangtua juga perlu curiga saat anak gampang lapar dan sering makan, tetapi bobot tubuhnya tidak bertambah, justru berkurang.

Susutnya berat badan anak penderita diabetes disebabkan ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah, sehingga jaringan otot dan lemak menyusut.

5. Mudah lelah dan marah

Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari asupan yang masuk ke tubuhnya membuat anak kekurangan energi. Akibatnya, anak jadi gampang lelah atau kelelahan.

Selain itu, anak juga mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi seperti cepat marah dan gampang murung.

Selain tanda atau gejala diabetes di atas, penderita diabetes perlu diwaspadai saat mengalami kondisi kedaruratan.

Antara lain sesak napas, dehidrasi, syok, dan napas berbau keton. Jangan tunda untuk membawa anak mendapatkan perawatan medis.

https://health.kompas.com/read/2020/02/29/101000368/5-gejala-diabetes-pada-anak-tak-hanya-diderita-orang-tua

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke