Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BAB Keluar Darah Bisa Jadi Gejala Apa?

Melansir Verywell Health, darah yang keluar bersama tinja jamak berwarna merah segar atau merah marun.

Darah ini biasanya berasal dari saluran pencernaan atau sekitar anus.

Keluar darah saat BAB ini bisa disebabkan banyak hal mulai dari yang tidak berbahaya seperti wasir, sampai tanda penyakit serius seperti kanker.

Melansir berbagai sumber, berikut penyebab BAB berdarah:

1. Luka pada dinding anus

Dinding dubur manusia dilapisi jaringan tipis dan lembut. Jaringan ini bisa terluka atau dalam dunia medis disebut fisura ani.

Luka pada dinding anus ini biasanya muncul saat Anda buang air besar dan kotorannya terlalu keras atau besar.

Robekan pada dinding anus ini yang menyebabkan pendarahan. Tanda utama fisura ani biasanya darah berwarna merah segar.

Penyebab lain luka pada dubur ini termasuk sembelit, diare kronis, sampai melahirkan.

Kendati kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari, Anda bisa meminta resep obat antinyeri kepada dokter saat luka ini menimbulkan rasa sakit.

2. Wasir

Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah yang terjadi di sekitar anus.

Wasir kerap menimbulkan rasa tidak nyaman seperti gatal, nyeri, dan keluar darah berwarna merah cerah saat buang air besar.

Penyebab wasir bisa beragam. Di antaranya diare, sembelit, mengangkat beban berat, duduk terlalu lama, berat badan berlebih, dan kehamilan.

Wasir umumnya bisa hilang dengan sendirinya seiring dengan perbaikan pola makan tinggi serat.

Namun, penyakit ini juga bisa membuat BAB keluar darah dalam jangka waktu lama dan butuh penanganan medis.

Tukak lambung dapat disebabkan bakteri dan penggunaan obat penghilang rasa sakit dalam jangka panjang.

Sebagian pesar penderita tukak lambung mengalami sakit perut.

Namun, pada beberapa kasus juga ditemui keluhan keluar darah berwarna hitam dalam kotoran BAB penderita.

Umumnya, masalah tukak lambung bisa diatasi dengan obat penetral asam lambung. Namun, beberapa kasus butuh operasi untuk mengendalikan pendarahan.

4. Infeksi bakteri E.coli

Infeksi bakteri E.coli dapat menyebabkan peradangan pada usus besar.

Peradangan ini terkadang disertai pendarahan. Sehingga Anda bisa mengalami diare disertai darah.

Selain diare disertai darah, infeksi bakteri ini juga ditandai dengan mual, muntah, dan sakit perut.

5. Penyakit radang usus

Penyakit autoimun yang menyebabkan radang usus, baik crohn maupun kolitis ulseratif, sama-sama ditandai gejala keluar darah saat BAB.

Untuk mengatasinya, pasien autoimun membutuhkan terapi atau pengobatan untuk kekebalan tubuh.

Namun, di beberapa kasus, dibutuhkan operasi untuk mengendalikan pendarahan di saluran pencernaan.

6. Polip di usus besar

Polip adalah massa sel yang terbentuk di lapisan usus besar.

Polip jamak dialami pasien berusia di atas 50 tahun dengan riwayat kelebihan berat badan, perokok, atau keluarga punya riwayat polip atau kanker usus besar.

Banyak orang memiliki polip tanpa disertai gejala. Namun, ada juga yang ditandai dengan BAB keluar darah berwarna merah atau hitam.

Sebagian polip tidak berbahaya. Namun ada juga yang berkembang menjadi kanker usus besar.

7. Kanker kolorektal

Pendarahan saat buang air besar juga bisa jadi gejala kanker usus besar atau kanker kolorektal.

Terkadang, gejala ini tidak tunggal. Namun disertai tanda lain seperti diare, sembelit, ingin buang air besar terus-menerus, sakit perut, lemah, lesu, dan berat badan drop.

Untuk memastikan penyebab BAB berdarah, Anda perlu berkonsultasi kepada dokter.

Dokter akan mendiagnosis berdasarkan riwayat Anda dan melakukan pemeriksaan.

https://health.kompas.com/read/2020/04/07/060300968/bab-keluar-darah-bisa-jadi-gejala-apa-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke