Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa itu Zat Besi?

Melansir WebMD, saat tubuh kekurangan zat besi, tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah pembawa oksigen secara optimal.

Dalam dunia medis, kondisi kekurangan zat besi ini dikenal sebagai anemia defisiensi zat besi.

Fungsi zat besi

Melansir Eat Right, fungsi zat besi utamanya membantu membawa oksigen dalam hemoglobin sel darah merah ke seluruh tubuh.

Berkat bantuan zat besi, sel dalam tubuh bisa menghasilkan energi. Fungsi zat besi lainnya yakni membantu tubuh menghilangkan karbon dioksida.

Saat kadar zat besi di dalam tubuh terlalu rendah, produksi sel darah merah jadi terhambat. Dampaknya, tubuh kekurangan oksigen.

Tanpa oksigen yang cukup, tubuh jadi gampang lelah. Kelelahan ini dapat menghambat fungsi otak sampai membuat sistem daya tahan tubuh melemah.

Selain itu, zat besi juga diperlukan untuk menjaga sel, kulit, rambut, dan kuku agar tetap sehat.

Mengingat pentingya fungsi zat besi bagi tubuh, pastikan kebutuhan zat besi setiap hari terpenuhi.

Kebutuhan zat besi per hari

Kebutuhan zat besi setiap hari bisa bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.

Bayi dan balita membutuhkan lebih banyak zat besi ketimbang orang dewasa. Pasalnya, tubuh mereka sedang dalam masa pertumbuhan.

Menginjak masa remaja, kebutuhan zat besi wanita jadi meningkat karena mereka mengalami haid setiap bulan.

Begitu sudah menopause, kebutuhan zat besi per hari wanita juga ikut menurun, seiring siklus haidnya uang sudah berakhir.

Kondisi kesehatan tertentu seperti ibu hamil dan menyusui, vegan, penderita gangguan pencernaan, penyakit asam lambung, penyakit ginjal, dan orang yang olahraga intensif butuh lebih banyak zat besi.

Melansir Healthline, berikut perincian kebutuhan zat besi per hari berdasarkan usia dan jenis kelamin:

Untuk mengeceknya, Anda bisa berkonsultasi ke dokter. Umumnya, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan darah.

Orang dewasa tidak boleh mengonsumsi zat besi lebih dari 45 miligram per hari, kecuali atas rekomendasi dokter.

Kelebihan zat besi dapat mengendap di jantung, hati, sampai pankreas dan memicu sejumlah penyakit.

Bagi anak-anak, kelebihan zat besi bisa berbahaya karena dapat menimbulkan keracunan.

Sebaliknya, akibat tubuh kekurangan zat besi juga bisa memicu anemia.

Beberapa gejala anemia di antaranya kulit pucat, napas pendek, jantung berdebar kencang, telapak tangan dan kaki berkeringat, kuku dan rambut rapuh, sampai luka di sudut mulut.

Apabila tidak memiliki kondisi medis mendasar, Anda bisa mengatasi kekurangan zat besi dengan makan makanan penambah zat besi.

Zat besi jamak ditemukan dalam protein hewani dan protein nabati. Sejumlah sayuran dan buah juga mengandung zat besi dalam jumlah kecil.

Jika mengonsumsi makanan penambah zat besi belum mencukupi kebutuhan mineral vital ini, ada baiknya Anda konsultasi ke dokter untuk minum suplemen zat besi.

https://health.kompas.com/read/2020/07/22/073200968/apa-itu-zat-besi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke