KOMPAS.com - Paranoia adalah proses berpikir yang dapat mengakibatkan orang mengalami ketidakpercayaan dan kecurigaan yang irasional terhadap orang lain.
Pola pemikiran delusi ini mungkin melibatkan perasaan penganiayaan, membuat seseorang berpikir bahwa mereka berada dalam keadaan bahaya yang konstan.
Sementara pikiran paranoid sesekali biasa terjadi, jika seseorang mengalaminya untuk waktu yang lama, itu mungkin merupakan gejala dari kondisi kesehatan mental.
Merangkum dari Medical News Today, paranoia mengacu pada pikiran dan perasaan irasional dan gigih yang menyebabkan seseorang percaya bahwa orang lain mencoba untuk menyakiti, menipu, atau mengeksploitasi mereka.
Ini mungkin melibatkan orang yang merasa bahwa orang lain sedang menonton, mendengarkan, atau mengikuti mereka, meskipun ada sedikit atau tidak ada bukti yang menunjukkan hal ini.
Ketidakpercayaan yang tidak berdasar ini dapat mempersulit orang dengan paranoia untuk berfungsi secara sosial atau membentuk hubungan dekat.
Beberapa orang mungkin menyebut pikiran paranoid sebagai delusi, yakni saat pikiran irasional dan keyakinan salah menjadi begitu teguh sehingga bahkan bukti yang bertentangan pun tidak dapat meyakinkan seseorang bahwa apa yang mereka pikirkan itu tidak benar.
Sementara pikiran paranoid ringan relatif umum, mengalami paranoia jangka panjang dapat mengindikasikan kondisi kesehatan mental.
Namun, penting untuk dicatat bahwa paranoia tidak selalu menunjukkan kondisi kesehatan mental.
Gejala
Gejala paranoia dapat bervariasi, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Penyebab
Para ilmuwan masih tidak yakin penyebab pasti paranoia dan penelitian masih terus dilakukan.
Bukti menunjukkan bahwa kombinasi dari berbagai faktor kemungkinan berperan.
Penyebab potensial mungkin termasuk faktor berikut.
Penanganan
Jika pikiran paranoid menyebabkan penderitaan atau merupakan gejala dari kondisi kesehatan mental, perawatan berikut mungkin bermanfaat:
https://health.kompas.com/read/2021/07/30/150200468/paranoia--gejala-penyebab-dan-penanganannya