Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Penyebab Gigi Copot pada Orang Dewasa, Bisa Jadi Gejala Penyakit

KOMPAS.com – Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab gigi copot pada orang dewasa.

Kondisi ini bukan hanya bisa terjadi akibat benturan atau pukulan dari luar di area mulut.

Gigi copot pada orang dewasa juga bisa disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau kondis kesehatan tertentu.

Begitu seseorang mencapai usia remaja, gigi yang goyang dan copot tidak lagi menjadi kejadian normal.

Penyebab gigi copot pada orang dewasa

Beberapa orang dewasa mungkin khawatir ketika mengalami gigi copot.

Bagaimanapun gigi dewasa bersifat permanen dan dirancang untuk bertahan seumur hidup.

Jika mengalami gigi copot, siapa saja orang dewasa dapat meminta bantuan dokter gigi untuk memastikan penyebabnya dan memberikan saran perawatan terbaik.

Berikut ini adalah beberapa penyebab gigi copot pada orang dewasa yang mungkin bisa terjadi:

1. Penyakit gusi

Penyakit gusi melibatkan peradangan dan infeksi pada gusi. Kondisi ini juga dikenal sebagai periodontitis.

Dilansir dari Medical News Today, penyakit gusi biasanya disebabkan oleh kebiasaan kebersihan gigi yang buruk.

Saat menyikat gigi dan flossing tidak menghilangkan plak, penyakit gusi bisa berkembang.

Plak mengandung bakteri. Ini menempel pada gigi dan mengeras dari waktu ke waktu sampai hanya dokter gigi yang dapat menghilangkannya.

Plak yang mengeras yang dikenal sebagai karang gigi dapat menyebabkan gusi menarik diri dari gigi, menciptakan celah yang dapat terinfeksi.

Seiring waktu, proses ini dapat merusak tulang dan jaringan pendukung gigi dan menjadi penyebab gigi copot.

Tanda-tanda lain dari penyakit gusi meliputi:

  • Gusi yang lunak
  • Gusi merah, nyeri, atau bengkak
  • Gusi berdarah sagat menyikat gigi
  • Resesi gusi
  • Perubahan cara gigi menyatu

Setiap tanda-tanda penyakit gusi harus diperiksakan ke dokter gigi sesegera mungkin.

Deteksi dini dan pengobatan dapat mencegah kehilangan gigi.

2. Kehamilan

Peningkatan kadar estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat memengaruhi tulang dan jaringan di mulut.

Memiliki lebih banyak hormon ini dapat mengubah periodonsium.

Periodonsium merupakan kumpulan tulang dan ligamen yang menopang gigi dan menjaganya tetap pada tempatnya.

Ketika periodonsium terpengaruh, satu atau lebih gigi mungkin terasa longgar dan mudah copot.

Perubahan pada bagian tubuh ini biasanya akan hilang setelah kehamilan dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, siapa pun yang mengalami sakit atau gigi copot selama kehamilan harus mengunjungi dokter gigi untuk menyingkirkan penyakit gusi dan masalah kesehatan mulut lainnya.

Aman bagi orang hamil untuk melakukan pemeriksaan gigi, pembersihan, dan rontgen, menurut American Dental Association dan American Congress of Obstetricians and Gynecologists.

Faktanya, wanita hamil justru dianjurkan untuk mengunjungi dokter gigi secara teratur. Ini bisa bermanfaat mengingat kemungkinan adanya hubungan antara penyakit gusi dan kelahiran prematur.

3. Benturan atau cedera pada gigi

Dilansir dari Health Line, gigi yang sehat memang kuat, tetapi dampak dari pukulan ke wajah atau kecelakaan mobil misalnya, bisa saja merusak gigi dan jaringan di sekitarnya.

Hasilnya mungkin gigi copot atau lepas.

Demikian pula, mengatupkan gigi selama masa stres atau menggertakkannya di malam hari dapat merusak jaringan dan mengendurkan gigi.

Banyak orang tidak menyadari kebiasaan mereka menggertakkan gigi sampai mengakibatkan sakit rahang.

Seorang dokter gigi mungkin dapat mendeteksi masalah sebelum gigi rusak secara permanen.

Siapa pun yang menduga bahwa cedera telah merusak gigi harus menemui dokter gigi sesegera mungkin.

Cedera olahraga, kecelakaan, dan jatuh misalnya, dapat menyebabkan kerusakan gigi.

4. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang melemah dan menjadi keropos.

Akibatnya, benturan dan pukulan kecil pun dapat menyebabkan patah tulang.

Meskipun pada umumnya memengaruhi tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan, osteoporosis juga dapat merusak tulang di rahang yang menopang gigi.

Jika tulang rahang menjadi kurang padat, gigi bisa mengendur dan copot.

National Institutes of Health (NIH) di AS juga melaporkan kemungkinan hubungan antara pengeroposan tulang dan peningkatan risiko penyakit gusi.

Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati osteoporosis juga dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi, meskipun hal ini jarang terjadi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, obat yang disebut bifosfonat untuk membantu mengobati keropos tulang mungkin saja dapat menyebabkan gigi copot. Ini dikenal sebagai osteonekrosis rahang.

Penulis sebuah studi menyarankan bahwa osteonekrosis jarang terjadi pada orang yang menggunakan bifosfonat dalam bentuk pil. Tetapi, kondisi tersebut dapat berkembang pada orang yang menerima obat secara intravena.

Trauma dan prosedur bedah, seperti pencabutan gigi juga dapat menyebabkan osteonekrosis.

Cara mencegah gigi copot pada orang dewasa

Gigi tanggap pada orang dewasa tidak selalu dapat dicegah, tetapi seseorang dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risikonya.

Berikut beberapa tips untuk kesehatan gigi dan gusi yang bisa dipertimbangkan:

https://health.kompas.com/read/2021/11/22/100200668/4-penyebab-gigi-copot-pada-orang-dewasa-bisa-jadi-gejala-penyakit

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke