Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Macam-macam Penyebab Mual dan Muntah Setelah Makan

KOMPAS.com - Mual dan muntah setelah makan bukan penyakit, tetapi merupakan gejala dari banyak kondisi kesehatan.

Mengutip WebMD, mual adalah rasa tidak nyaman pada perut yang sering muncul sebelum muntah.

Muntah merupakan proses pengosongan isi lambung secara paksa atau tidak sengaja melalui mulut.

Biasanya, mual dan muntah setelah makan itu kondisi kesehatan yang tidak berbahaya. Namun, bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius.

Beberapa penyebab mual dan muntah setelah makan secara umum, meliputi:

  • Mabuk perjalanan atau mabuk laut
  • Tahap awal kehamilan: mual terjadi pada sekitar 50-90 persen dari semua kehamilan, muntah pada 25-55 persen
  • Muntah akibat obat
  • Rasa sakit yang hebat
  • Stres emosional, seperti ketakutan
  • Bulimia atau penyakit psikologis lainnya
  • Penyakit kandung empedu
  • Keracunan makanan
  • Infeksi, seperti flu perut
  • Makan berlebihan
  • Reaksi terhadap bau atau aroma tertentu
  • Serangan jantung
  • Gegar otak atau cedera otak
  • Tumor otak
  • Ulkus pada lambung atau bagian usus
  • Beberapa bentuk kanker
  • Gastroparesis atau pengosongan perut yang lambat: suatu kondisi yang dapat dilihat pada penderita diabetes
  • Menelan racun atau alkohol dalam jumlah berlebihan
  • Sumbatan usus
  • Radang usus buntu

Penyebab muntah berbeda-beda menurut usia. Pada anak-anak, mual dan muntah biasanya terjadi karena:

1. Infeksi virus atau bakteri

Mengutip Cleveland Clinic, saat Anda mengalami infeksi virus atau bakteri, seluruh tubuh bisa terpengaruh yang memungkinkan Anda mengalami mual dan muntah setelah makan.

Mual dan muntah setelah makan umumnya berlangsung 24-48 jam, yang mungkin saja diikuti dengan gejala lain, seperti:

  • Demam
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi

Ahli gastroenterologi Christine Lee mengatakan mual dan muntah setelah makan karena infeksi virus atau bakteri ini datang dengan cepat dan biasanya hilang dengan sendirinya.

2. Keracunan makanan

Mengutip Cleveland Clinic, tubuh Anda memiliki reaksi fisik untuk makan makanan yang busuk atau mengandung racun.

Misalnya, daging atau produk susu yang tidak disimpan dengan baik dalam jangka waktu lama sehingga terkontaminasi.

Jika makanan seperti itu Anda konsumsi, tubuh bisa bereaksi dengan mual dan muntah setelah makan sebagai tanda Anda keracunan. Keracunan makanan terjadi secara tiba-tiba.

Dr. Lee mengatakan mual, muntah, atau diare tidak selalu merupakan hal yang buruk dalam beberapa situasi.

Penyebab mual dan muntah setelah makan ini adalah cara tubuh Anda untuk menyingkirkan agen pengganggu kesehatan, seperti infeksi, racun, dan hal-hal lain sebelum diserap.

3. Alergi makanan

Mengutip Cleveland Clinic, alergi makanan dengan gejala ringan menjadi penyebab mual dan muntah setelah makan, dalam banyak kasus.

Biasanya mual dan muntah setelah makan disertai dengan kondisi lain, seperti:

  • Munculnya ruam
  • Rasa gatal
  • Demam
  • Penurunan tekanan darah
  • Peningakatan denyut jantung
  • Pembengkakan mata

4. Stres dan kecemasan

Mengutip Cleveland Clinic, tubuh Anda dapat memiliki reaksi fisik terhadap stres dan kecemasan, sehingga bisa menjadi penyebab mual dan muntah setelah makan.

Ketika stres atau cemas Anda bisa saja mengalami mual dan muntah setelah makan karena otak membuang banyak hormon ke dalam aliran darah yang mendesak tubuh bereaksi.

Bahkan mual dan muntah setelah makan bisa berlangsung selama berhari-hari selama stres dan kecemasan masih membayangi Anda.

Mual dan muntah setelah makan ini terjadi karena setiap orang memiliki tingkat ambang batas yang berbeda-beda dalam menghadapi stres dan kecemasan.

Dr. Lee mencontohkan ke dalam situasi menonton film horor antara dua orang yang berbeda. Satu orang menikmati film horor tetapi orang lain ketakutan.

“Hormon stres yang diaktifkan berbeda antara dua orang itu. Seseorang dapat mengalami peningkatan detak jantung atau perubahan fisik lainnya, seperti mual. Sementara, yang lain hanya menikmati film,” terang Dr. Lee.

5. Refluks asam

Mengutip Cleveland Clinic, refluks asam menjadi penyebab mual dan muntah, terutama setelah makan pedas atau berminyak tinggi.

Refluks asam adalah asam lambung yang kembali naik ke tenggorokan.

Sensasi terbakar di dada bagian atas dan tenggorokan biasanya yang bisa menyebabkan mual dan muntah setelah makan.

Bagi banyak orang, refluks asam yang menyebabkan mual dan muntah setelah makan itu normal dan bukan pertanda ada yang salah secara klinis.

Namun, jika keterusan bisa kondisi itu bisa berkembang menjadi penyakit refluks gastroesofageal atau GERD, di mana kerongkongan sudah rusak karena paparan asam lambung yang berlebihan yang mengakibatkan:

  • Iritasi kronis
  • Peradangan
  • Ulkus dan banyak lagi.

6. Sindrom iritasi usus besar

Mengutip Cleveland Clinic, mual dan muntah setelah makan bisa juga disebabkan oleh sindrom iritasi usus besar (IBS).

Hal itu karena usus tidak bergerak sebagaimana mestinya untuk memindahkan tinja, bisa terlalu cepat atau lambat.

Akibatnya, Anda bisa merasakan mual dan muntah setelah makan.

“Jika sindrom iritasi usus besar Anda meningkat dan Anda memiliki tinja yang tersimpan di usus besar, maka mual bisa menjadi lebih buruk karena apa yang tidak turun pada akhirnya akan dikeluarkan,” jelas Dr. Lee.

7. Makan berlebihan

Mengutip Cleveland Clinic, daya tampung perut ada batasnya dan setiap orang berbeda.

Begitu Anda makan berlebihan dan merasa terlalu kenyang, mual dan muntah setelah makan bisa menjadi akibatnya.

Makan berlebihan yang menjadi penyebab mual dan muntah setelah makan, paling sering terjadi karena makanan masuk perut saat tidak dalam keadaan lapar.

Misalnya, Anda makan gorengan atau aneka roti tanpa terkontrol sambil nonton film di rumah.

Alih-alih makan saat lapar, ada kecenderungan orang makan karena kebiasaan melakukan banyak hal bersamaan.

Disarankan Anda dapat menghindari itu dengan mencoba untuk tetap pada rutinitas dan menyisihkan waktu untuk makan secara teratur.

8. Obat-obatan

Mengutip Cleveland Clinic, beberapa obat dapat memengaruhi nafsu makan hingga menyebabkan mual dan muntah setelah makan.

Beberapa obat tersebut seperti:

  • Obat saraf
  • Obat anti-kejang
  • Obat diabetes
  • Obat untuk mengubah suasana hati.

Obat umum lainnya yang menyebabkan mual adalah narkotika berbasis opioid dan obat nyeri lainnya.

9. Diabetes

Mengutip Cleveland Clinic, memiliki gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga dapat menjdi penyebab mual dan muntah setelah makan.

Jika Anda memiliki riwayat diabetes yang panjang, sekalipun terkontrol dengan baik, Anda dapat mengembangkan apa yang disebut gastroparesis terkait diabetes (sebelumnya disebut gastroparesis diabetik).

Mual dan muntah setelah makan pada penderita diabetes diarti bahwa perut Anda tidak bekerja atau bergerak sebagaimana mestinya dan mencerna makanan bisa menjadi proses yang lambat.

10. Penyakit kandung empedu

Mengutip Cleveland Clinic, jika memiliki penyakit kandung empedu, Anda mungkin bisa mengalami mual dan muntah 15-20 menit setelah makan.

Umumnya mual dan muntah setelah makan akan disertai sakit perut, diare, perubahan warna tinja, dan kadang penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Kandung empedu memiliki kemampuan untuk mencerna semua makanan berminyak yang Anda sukai.

Ketika Anda memiliki penyakit kandung empedu, proses penting itu dapat terganggu dan menyebabkan mual dan gejala lainnya.

11. Pankreatitis

Mengutip Cleveland Clinic, gangguan pankreas yang disebut pankreatitis dapat menyebabkan sakit perut, mual, diare, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Kondisi ini dapat terjadi sebagai akibat dari batu empedu, penggunaan alkohol, gangguan autoimun, dan alasan lainnya.

Pankreas biasanya bekerja menciptakan enzim untuk memecah makanan setiap kali Anda makan.

Namun jika pankreas Anda meradang atau rusak, mungkin tidak menghasilkan cukup enzim untuk menyelesaikan pekerjaannya itu.

12. Iskemia mesenterika

Mengutip Cleveland Clinic, iskemia mesenterika yang disebut juga sebagai sindrom iskemik usus merupakan kondisi yang muncul karena aliran darah ke organ pencernaan Anda terganggu.

Hal ini dapat disebabkan oleh penumpukan plak atau pengerasan di arteri, tekanan darah rendah yang berkepanjangan, peradangan arteri, dan banyak lagi.

Kapan harus segera ke dokter?

Mengutip WebMD, disarankan untuk menghubungi dokter jika mengalami mual dan muntah setelah makan dengan ciri berikut:

  • Jika mual berlangsung lebih dari beberapa hari atau jika ada kemungkinan hamil.
  • Jika perawatan di rumah tidak berhasil, dengan adanya gejala dehidrasi atau cedera (seperti cedera kepala atau infeksi) yang mungkin menyebabkan muntah.
  • Orang dewasa yang muntah terjadi lebih dari satu hari, diare disertai muntah lebih dari 24 jam, atau ada tanda-tanda dehidrasi.
  • Bayi atau anak berusia di bawah enam tahun saat muntah berlangsung lebih dari beberapa jam, disertai diare, tanda-tanda dehidrasi, demam, atau jika anak tidak buang air kecil selama 4-6 jam.
  • Anak di atas usia 6 tahun yang muntah berlangsung satu hari, diare disertai muntah lebih dari 24 jam, dehidrasi, demam tinggi, atau anak buang air kecil selama 6 jam.

Selain itu, Anda harus mencari perawatan medis segera, jika saat muntah Anda mengalami kondisi sebagai berikut:

https://health.kompas.com/read/2022/07/10/180000368/macam-macam-penyebab-mual-dan-muntah-setelah-makan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke