Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Obesitas Global Naik Pesat di Negara Berkembang

Kompas.com - 06/03/2025, 19:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com - Lebih dari separuh orang dewasa dan sepertiga anak serta remaja di dunia diperkirkan akan mengalami obesitas di tahun 2050. Peningkatan jumlah orang gemuk itu paling tinggi terjadi di negara berkembang atau berpendapatan rendah.

Demikian menurut kesimpulan penelitian terbaru yang menganalisis data lebih dari 200 negara dan dipublikasikan di jurnal The Lancet.

Pada tahun 2021, hampir separuh populasi orang dewasa global yang berjumlah satu miliar pria dan 1,11 miliar wanita mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Proporsi laki-laki dan perempuan yang hidup dengan kondisi ini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1990.

Jika tren ini terus berlanjut, tingkat orang dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas secara global akan meningkat menjadi sekitar 57,4 persen pada pria dan 60,3 persen pada wanita pada tahun 2050.

Baca juga: Banyak Makan Makanan Manis Saat Berbuka Puasa, Waspada Obesitas

Dari segi jumlah penduduk, Tiongkok (627 juta), India (450 juta) dan Amerika Serikat (214 juta) akan menjadi negara dengan populasi penderita obesitas terbesar pada tahun 2050.

Namun, pertumbuhan penduduk berarti para ahli memprediksi jumlah penduduk di Afrika sub-Sahara akan meningkat lebih dari 250 persen menjadi 522 juta.

Nigeria, khususnya, merupakan negara yang paling menonjol, dengan perkiraan jumlah obesitas yang diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat dari 36,6 juta pada tahun 2021 menjadi 141 juta pada tahun 2050. Angka ini akan menjadikannya negara dengan populasi obesitas terbesar keempat.

Anak muda

Lonjakan angka obesitas sedang terjadi saat ini, khususnya pada generasi muda. Tingkat obesitas pada anak-anak dan remaja muda naik dobel antara tahun 1990 dan 2021 dengan rincian dari 8,8 persen menjadi 18,1 persen dan pada dewasa muda (mereka yang berusia di bawah 25 tahun dari 9,9 persen menjadi 20,3 persen). Namun, pada tahun 2050, satu dari tiga generasi muda akan terkena dampaknya.

Baca juga: Apa Saja Dampak Kegemukan pada Kesehatan Remaja

anpa upaya pencegahan dan intervensi yang komprehensif untuk menangani hal itu, penderita berisiko mengalami komplikasi berbagai penyakit.

Kelebihan berat badan pada masa kanak-kanak dan remaja berdampak langsung pada kesehatan mereka. Hal ini memiliki konsekuensi negatif psikososial, menurunkan kinerja sekolah dan mutu hidup, ditambah stigma dan diskriminasi, serta berisiko tinggi obesitas dan penyakit tak menular saat berusia dewasa.

Salah satu penulis utama laporan ini, Dr Jessica Kerr dari Murdoch Children's Research Institute di Australia, mengatakan angka-angka tersebut menghadirkan tantangan nyata bagi sistem layanan kesehatan di tahun-tahun mendatang.

“Tetapi jika kita bertindak sekarang, mencegah transisi total ke obesitas global pada anak-anak dan remaja masih mungkin dilakukan. Perkiraan kami mengidentifikasi anak-anak dan remaja di sebagian besar Eropa dan Asia Selatan yang kegemukan harus menjadi sasaran strategi pencegahan obesitas," kata Kerr.

Baca juga: Kriteria Obesitas Tak Cuma Ditentukan oleh Indeks Massa Tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau