NEW YORK,KOMPAS.com-Anda pernah membayangkan bisa nyaman dan bertahan hidup meski tidak memiliki pankreas, limpa dan perut? Ini dialami seorang anak bernama Heather McNamara, warga New York, AS. Di usianya yang baru mencapai tujuh tahun, bocah ini menghadapi kenyataan hidup yang sangat berat.
Satu bulan yang lalu Heather tergeletak pasrah di atas meja operasi, berjuang antara hidup dan mati. Tim dokter terpaksa melakukan prosedur operasi berisiko, mengeluarkan enam organ penting miliknya, agar bisa mengambil tumor sebesar bola tenis yang bersarang di dalam tubuhnya.
Beruntung Heather masih diberi umur panjang, ia terlihat segar dan berseri-seri saat keluar dari Rumah Sakit Anak-Anak New York-Presbyterian Morgan Stanley, Rabu (11/3).
Tiga bulan sebelumnya, dokter yang menangani Heather memvonis tumor yang ada dalam perutnya telah menyerang organ-organ vitalnya. Sehingga kemungkinan untuk bertahan hidup sangat kecil. “Mereka mengatakan pada kami, Heather tidak akan bisa melaluinya. Itu sangat mengerikan baginya,” kenang Tina McNamara, ibu Heather.
Beruntung, keluarga yang berasal dari Long Island, New York ini mendengar tentang operasi tranplantasi yang dilakukan Dr Tomoaki Kato. Sang dokter pernah melakukan operasi ini pada wanita berusia 62 tahun yang menderita tumor perut.
“Dia satu-satunya orang yang mengatakan dengan yakin bahwa dia bisa mengeluarkannya,” timpal Joe McNamara, ayah Heather.
Akhirnya orangtua Heather pun membawa putrinya ke Rumah Sakit Anak-Anak New York-Presbyterian Morgan Stanley, agar Heather bisa segera ditangani Kato. Dalam operasi yang berlangsung selama 23 jam, Kato dan rekan-rekannya berjuang keras. Untuk bisa mengambil tumor tersebut, Kato mengeluarkan enam organ Heather. Mulai dari hati, usus besar, usus kecil, pankreas, limpa dan perutnya. Setelah keenam organ penting tersebut dikeluarkan, tumor myofibroblastic dalam perutnya bisa diambil.
Tiga organ Heather yakni hati, usus besar dan usus kecilnya, masih bisa dikembalikan lagi ke posisi semula. Namun tidak demikian dengan pankreas, limpa dan perutnya yang sudah rusak terkena sel-sel tumor. Ketiganya terpaksa dibuang.
Untuk menyiasati hilangnya ketiga organ penting tersebut, dokter membuat semacam perut palsu berisi kantong usus untuk menahan makanan yang dikonsumsi Heather. Suntikan insulin dan enzim akan membantunya bertahan hidup tanpa pankreas. Heather seperti orang yang menderita diabetes karena tidak memiliki pankreas. Sedangkan tanpa limpa, Heather rentan terkena infeksi.
Meski baru saja melewati masa-masa mendebarkan saat operasi, Heather masih bisa menatap masa depannya. Sepulang dari rumah sakit, Heather ingin segera tiba di rumah agar bisa bermain dengan saudaranya, Stephanie dan anjingnya, Angel.
Heather tak lupa memberikan pesan optimis pada siapapun yang sakit dan orangtua yang anaknya sakit. “Masih ada harapan,” cetus Heather. Tina juga menyarankan pada orangtua yang anaknya sakit agar tidak pernah menyerah. “Siapapun yang memiliki anak dengan masalah medis. Tetaplah berjuang. Jangan hanya berhenti di opini kedua,” tegas Tina.
Tim dokter yang menangani Heather mengungkapkan, operasi ini pertama kalinya dilakukan pada anak-anak. “Jika operasi ini tidak berhasil maka tidak akan ada yang tertinggal. Kami yakin dengan tindakan kami dan telah mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” terang Kato, dokter yang memimpin operasi Heather.
Kato menuturkan, ia pernah melakukan operasi sejenis untuk pertama kalinya tahun lalu pada diri Brooke Zepp, 62 di Florida. Meskipun tumor yang diderita Zepp dan Heather berbeda, namun posisi tumor yang terlilit celiac artery dan superior mesenteric artery sama. Hal inilah yang membuat Kato berani mengambil risiko untuk mengoperasi Heather.
Menurut Kato, Heather masih memiliki masa depan yang panjang dan membentang. Ia mengakui, lamanya waktu operasi sempat membuatnya lelah. “Di menit-menit akhir saya sempat berpikir akan gagal. Saya harus berdiri di pinggir ruangan operasi selama lima hingga enam jam,” aku Kato. McNamara. new/cbs/msn/cnn/tis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.