KOMPAS.com — Tekanan persaingan di sekolah, tuntutan guru dan orangtua, serta ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru bisa menimbulkan stres pada anak. Namun, ada banyak cara untuk mengurangi stres. Salah satunya adalah membiasakan anak berjalan kaki ke sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dari University of Buffalo menunjukkan bahwa anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah memiliki kadar stres yang lebih rendah dibanding anak yang memakai kendaraan.
Penelitian melibatkan 20 anak laki-laki dan 20 anak perempuan berusia 10-14 tahun. Mereka melakukan dua simulasi, yakni sebagian berjalan kaki dan sisanya simulasi naik kendaraan ke sekolah. Baik ketika berjalan di treadmill atau "naik kendaraan", anak-anak ini disuguhi tayangan situasi lingkungan menuju ke sekolah.
Dibandingkan dengan yang berjalan kaki, anak-anak yang naik kendaraan memiliki peningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sistolik tiga kali lebih tinggi. Penurunan reaktivitas stres, menurut para ahli, akan mencegah terjadinya penyakit jantung di kemudian hari. Selain itu, dengan berjalan kaki, kadar stres anak saat mengikuti ujian juga bisa dikurangi.
"Proses penyakit kardiovaskular dimulai dari masa kanak-kanak. Karena itu, jika kita bisa memperlambat atau mencegah proses itu, manfaatnya tentu besar sekali," kata James Roemmich, ketua peneliti. Ia menyarankan agar para orangtua dan pendidik lebih banyak memberikan waktu bermain dan beraktivitas fisik kepada anak-anaknya.
Seperti halnya orangtua, anak-anak juga bisa stres. Selain tekanan di sekolah, banyak orangtua yang mengisi waktu pulang sekolah anak dengan berbagai les sehingga anak tidak punya waktu untuk bermain. "Kegiatan fisik seperti berjalan kaki menuju ke sekolah perlu dipromosikan," kata Roemmich.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.