KOMPAS.com — Orang berusia lanjut yang mengonsumsi minyak zaitun memiliki lebih rendah terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya, kata para ahli dalam laporan riset yang dipublikasikan, Rabu (15/6/2011).
Beberapa ilmuwan dari National Institute of Health and Medical Research di Bordeaux, Perancis, memantau perkembangan 7.625 orang Perancis berusia 65 tahun di tiga kota besar, yakni Bordeaux, Dijon, dan Montpellier, selama lima tahun.
Selama penelitian, ada 148 orang yang terserang stroke. Responden dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai tindakan mereka menggunakan minyak zaitun, mulai dari orang yang tak menggunakannya sama sekali sampai mereka yang menggunakannya dalam menyajikan makanan, memasak, dan membuat roti.
Ketika para peneliti menyesuaikan berbagai faktor, seperti berat tubuh, kegiatan fisik, dan makanan secara keseluruhan, terungkap bahwa responden yang menggunakan minyak zaitun secara "intensif" memiliki risiko 41 persen lebih rendah terserang stroke dibanding mereka yang tak pernah mengonsumsi minyak zaitun.
"Penelitian kami menunjukkan perlunya serangkaian rekomendasi diet yang baru untuk mencegah stroke bagi mereka yang berusia 65 tahun ke atas," kata penulis riset, Cecilia Samieri, sebagaimana dikutip AFP.
Sementara itu, seorang neurolog di Columbia University Medical Center di New York, Dr Nikolaos Scarmeas, yang menulis editorial yang disiarkan bersama studi tersebut, menekankan bahwa penelitian tersebut bersifat "observasional".
Studi itu menemukan hubungan antara penggunaan minyak zaitun oleh manusia dan risiko stroke yang mereka hadapi, kata Scarmeas. Akan tetapi, hal itu tak perlu diterjemahkan menjadi hubungan sebab-akibat.
"Orang yang mengonsumsi minyak zaitun mungkin sangat berbeda dari orang yang tidak menggunakannya," kata Scarmeas.
Pengguna minyak zaitun, misalnya, mungkin memiliki penghasilan yang lebih tinggi, makan lebih baik secara keseluruhan atau lebih sering berolahraga dibandingkan dengan orang yang tak pernah mengonsumsi minyak zaitun.
Para peneliti dalam studi baru itu, yang dipimpin oleh Cecilia Samieri, berusaha memperhitungkan perbedaan itu. Dan setelah mereka melakukannya, minyak zaitun tetap terbukti memiliki hubungan risiko stroke yang lebih rendah.
Akan tetapi, Scarmeas menyatakan bahwa tak mungkin untuk sepenuhnya memperhitungkan semua variabel itu. Yang diperlukan, katanya, adalah percobaan klinis, yaitu obyek penelitian secara acak diminta menggunakan minyak zaitun atau tidak, lalu diikuti perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melihat siapa yang terserang stroke.
Percobaan klinik semacam itu dipandang sebagai "standar emas" bukti medis. "Stroke biasa terjadi di kalangan orang yang berusia lanjut dan minyak zaitun akan menjadi cara yang mudah dan murah untuk membantu mencegahnya," kata Cecilia Samieri. Temuan tersebut disiarkan di jurnal media American Academy of Neurology, "Neurology".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.