KOMPAS.com — Dorongan untuk berkemih secara tiba-tiba yang kadang tidak terkontrol dalam dunia medis disebut juga dengan overactive bladder (OAB). Masalah ini sering diakibatkan oleh infeksi atau juga pola makan.
Menurut dr Harrina E Rahardjo, SpU, dari RS Asri Jakarta, OAB alias kandung kemih terlalu aktif ini memiliki beberapa gejala, antara lain sering buang air kecil (BAK), sulit menahan buang air kecil, bangun berkali-kali pada malam hari untuk BAK, dan inkotinensia urgensi atau mengompol.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan OAB disebabkan infeksi, maka dokter akan meresepkan obat antibiotik dan obat-obatan antikolinergik yang membantu merilekskan otot yang membuat kandung kemih berkontraksi.
Faktor lain yang sering dikaitkan dengan masalah urine adalah makanan dan minuman, salah satunya kopi. "Saya belum tahu hubungan yang sebenarnya, tetapi kopi adalah salah satu faktor risiko. Apalagi kalau pasiennya kecanduan kopi sampai 3 cangkir per hari, itu sangat mungkin kejadian karena kopi bikin produksi kencing semakin banyak," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pada umumnya, kantong kemih memiliki daya tampung cukup besar, yakni 300-400 cc. Pada orang normal, berkemih biasanya kurang dari tujuh kali dalam sehari. Akan tetapi pada orang dengan OAB, dorongan untuk buang air kecil bisa muncul lagi setelah tiga sampai empat jam kemudian.
"Pada orang dengan OAB, baru keluar kamar mandi saja mereka sudah ingin pipis atau perasaan itu bisa muncul hanya dengan mendengar suara air," ungkapnya.
Meski sering mengeluarkan urine, bukan berarti bahwa orang dengan OAB harus mengurangi jumlah cairan yang diminum. Pasalnya, mengurangi jumlah cairan justru akan meningkatkan kontraksi kandung kemih. Sebaiknya minumlah dengan porsi seperti biasa dan hindari minuman yang merangsang produksi urine, seperti minuman yang mengandung kafein semacam kopi atau teh dan minuman bersoda.
"Untuk memenuhi kebutuhan cairan 2.000-2.500 cc per hari dan tidak mengganggu tidur malam karena ingin terus buang air kecil, maka dianjurkan sebelum pukul 06.00 sore, kira-kira 80 persen kebutuhan cairan harus sudah terpenuhi," tutupnya.
Konsumsi kopi dan minuman mengandung kafein lain sebaiknya dihindari. "Untuk mencegah agar tidak semakin parah, kafein harus dihindari," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.