Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2011, 11:33 WIB

JAKARTA,KOMPAs.com - Kegiatan mencuci tangan pakai sabun biasanya dilakukan sebelum menyantap makanan, sesudah makan dan setelah buang air besar. Tetapi, sebuah studi terbaru menunjukkan, cuci tangan pakai sabun (CTPS) juga penting dilakukan khususnya bagi ibu menyusui untuk mencegah risiko perkembangan penyakit dan kematian pada bayi.

Pernyataan itu disampaikan oleh Wendy Sarasdyani koordinator  Public-Private Partnership for Handwashing (PPP-HWWS),  di Jakarta, beberapa waktu lalu. Wendy menjelaskan, Maternal Child Health Integrated Program (MCHIP) yang didukung dana dari USAID melakukan penelitian di beberapa daerah di Indonesia seperti Serang, Banten, Kutai dan Bireun. Penelitian ini khusus melihat dan memantau perilaku masyarakat sebelum menyusui, dan apa dampaknya pada pertumbuhan Balita. Rencananya, penelitian ini akan dipublikasi secara resmi pada 14 Oktober mendatang

"Temuan mereka itu menunjukkan, bayi baru lahir usia 0-29 hari kasus kematiannya tinggi, salah satunya akibat perilaku ibunya yang tidak cuci tangan sebelum menyusui. Karena terjadi transfer penyakit dari tangan ibu ke bayi saat dia menyusui," papar Wendy .

Ia menuturkan, adalah suatu hal yang wajar jika banyak para orangtua khususnya ibu hamil yang tidak tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat tidak mencuci tangan sebelum menyusui bayi mereka. Pasalnya, tenaga medis profesional seperti halnya dokter dan bidan pun belum banyak yang sadar.

Untuk mengatasi hal tersebut, Wendy menuturkan, harus ada upaya preventif salah satunya dengan memberdayakan dan mengedukasi para bidan. Mengingat masih minimnya informasi kepada masyarakat khususnya yang ada di daerah-daerah terpencil terkait kapan waktu yang tepat untuk melakukan CTPS .

"Kita pernah melakukan formative study di 7 (tujuh) lokasi di Indonesia. Jadi, salah satu agen perubahan perilaku yang sangat berpengaruh itu adalah ibu, anak sekolah, dan bidan," imbuhnya.

Ditambahkannya, dipilihnya bidan sebagai agen perubahan dikarenakan masih banyak masyarakat di desa yang lebih percaya dan mengandalkan bidan ketimbang dokter. Dengan kata lain, jika bidan tersebut dapat di edukasi dan mendapatkan pemahaman yang benar akan pentingnya praktik CTPS, diharapkan informasi tersebut sampai kepada ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui.

"Kalau didesa bidan itu sudah seperti dewa, lebih-lebih dari dokter. Hal itu yang kita anggap mengapa bidan berperan sebagai agen perubahan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau