Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit yang Diam-diam Mematikan

Kompas.com - 07/10/2011, 07:11 WIB

Oleh Atika Walujani Moedjiono

Kamis (6/10) pagi, datang berita mengejutkan. Steve Jobs, tokoh di balik penciptaan personal computer, iPod, iPad, dan iPhone, meninggal dunia pada usia 56 tahun akibat kanker pankreas. Pekan lalu, dunia juga kehilangan salah satu penerima penghargaan Nobel bidang kedokteran tahun ini, Ralph Steinman (68), akibat penyakit yang sama.

Kanker pankreas sebenarnya merupakan jenis kanker yang jarang. The American Cancer Society memperkirakan, penyakit itu terdiagnosis pada 230.000 orang per tahun di seluruh dunia, 37.000 kasus di antaranya terjadi di Amerika Serikat.

Namun, menurut Aru W Sudoyo, dokter ahli onkologi hematologi medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penyakit ini tergolong ganas. Apalagi umumnya baru terdeteksi setelah stadium lanjut.

Pankreas, demikian situs National Cancer Institute, adalah organ sepanjang 6 inci (15 sentimeter). Organ ini terletak di dalam rongga perut, di antara lambung dan tulang belakang. Pankreas berdekatan dengan hati, kandung kemih, usus halus, usus dua belas jari, dan limpa.

Pankreas berfungsi memproduksi getah pankreas yang mengandung enzim tripsin, amilase, dan lipase untuk membantu memecah protein, karbohidrat dan lemak dari makanan. Getah ini dialirkan ke usus dua belas jari. Pankreas juga menghasilkan insulin serta sejumlah hormon yang membantu tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi dari makanan.

Adapun tumor adalah pertumbuhan tak terkontrol dari sel pada organ terkait. Tumor pada pankreas ada yang jinak (kista) dan ada yang ganas (kanker).

Tumor jinak biasanya tidak membahayakan jiwa, dapat dioperasi dan dibuang, tidak menyebar (metastasis) ke bagian lain tubuh. Adapun kanker bisa berbahaya bagi jiwa, dapat dibuang, tetapi biasanya tumbuh lagi, menginvasi dan merusak jaringan organ tubuh di sekitarnya, serta menyebar ke bagian lain tubuh. Selain itu, juga menyebabkan penimbunan cairan di rongga perut (ascites).

Belum terjelaskan

Kalau kita terkena infeksi, biasanya relatif mudah dicari kuman penyebabnya. Namun, tidak demikian dengan kanker.

Dokter tidak selalu bisa menjelaskan, mengapa seseorang menderita kanker, sedangkan yang lain tidak. Atau, apa penyebab kanker terkait.

Biasa hanya diketahui faktor risiko yang bisa memicu terjadinya kanker. Untuk kanker pankreas, menurut Aru, faktor risikonya, antara lain, merokok. Kebiasaan ini paling banyak terkait dengan kejadian kanker pankreas. ”Perokok berat paling berisiko terkena kanker pankreas,” kata dia. Penderita diabetes juga berisiko terkena kanker pankreas. Demikian juga dengan orang dengan riwayat keluarga menderita kanker, penderita radang pankreas (pankreatitis) dalam waktu lama, serta orang yang obesitas (kegemukan).

Faktor risiko lain yang masih dipelajari adalah konsumsi lemak hewani tinggi, serta banyak minum alkohol.

Meski demikian, banyak orang menderita kanker pankreas meski tidak memiliki faktor-faktor risiko di atas. Sebaliknya, banyak orang memiliki faktor risiko, tetapi tidak terkena kanker.

Pada awal pertumbuhan kanker pankreas biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Karena itu, penyakit tersebut sering disebut ”pembunuh diam-diam”. Biasanya, demikian Aru, gejala dirasakan setelah stadium lanjut, yaitu stadium III atau IV. Antara lain, warna kuning (jaundice), baik pada kulit, bola mata, tinja, maupun air kencing. Gejala lain, nyeri di ulu hati, hal ini sering menyebab- kan kanker makin terlambat diatasi karena semula dikira radang lambung (mag). Mual, muntah, lesu, mudah lelah, kehilangan nafsu makan, dan berat badan turun merupakan gejala umum yang menandai kanker tersebut.

”Hanya sedikit orang yang beruntung diketahui kena kanker pankreas pada stadium dini. Yaitu, jika kanker menyumbat saluran empedu sehingga penderita mengalami kuning lebih awal,” kata Aru.

Penentuan stadium

Stadium ditetapkan berdasarkan ukuran tumor, apakah sudah menginvasi jaringan lain ataupun sudah menyebar ke bagian lain tubuh.

Stadium I, jika tumor baru di pankreas. Stadium II, jika tumor sudah menginvasi jaringan di sekitarnya, tetapi bukan pembuluh darah, serta menyebar ke kelenjar getah bening. Stadium III, tumor sudah menginvasi pembuluh darah di dekat pankreas. Adapun stadium IV, jika kanker sudah menyebar ke organ tubuh relatif jauh, misalnya hati atau paru.

Pemeriksaan dilakukan lewat tes darah dan laboratorium, pemeriksaan fisik, CT scan, ultrasonografi, endoskopi, MRI, serta biopsi (pengambilan jaringan dengan jarum halus).

Dalam situs Pancreatic Cancer Action Network disebutkan, jenis kanker pankreas paling umum adalah adenokarsinoma (meliputi 75 persen kasus kanker pankreas). Selain itu, ada adenosquamous carcinoma, glucagonoma, dan somatostatinoma.

Jenis yang jarang, antara lain, acinar cell carcinoma, giant cell tumor, mucinous cystadenocarcinoma, pancreatoblastoma, serta serous cystadenocarcinoma.

Pengobatan dilakukan antara lain dengan operasi. Ini dilakukan jika kanker diketahui pada stadium dini. Dengan membuang tumor, peluang untuk sembuh cukup besar.

Jenis operasi tergantung lokasi tumbuhnya tumor. Operasi membuang tumor di bagian kepala pankreas disebut prosedur Whipple. Ini merupakan jenis operasi paling umum. Jika diperlukan, dokter juga akan membuang jaringan organ terdekat, seperti sebagian usus dua belas jari, kandung kemih, saluran empedu, sebagian lambung, limpa, serta kelenjar getah bening terdekat.

Apabila stadium sudah lanjut, biasanya dilakukan kemoterapi atau radioterapi (penyinaran). Hal ini dapat mengurangi kesakitan dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Adapun harapan hidup umumnya enam bulan sampai satu tahun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau