Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipertensi Terkendali Turunkan Risiko Serangan Jantung

Kompas.com - 12/10/2011, 13:59 WIB

Kompas.com - Walau gejala tekanan darah tinggi tidak terasa, tetapi jelas penyakit ini sangat berbahaya. Memberikan perhatian besar dalam penyakit ini, antara lain dengan mengubah gaya hidup dan kepatuhan minum obat, menjadi salah satu alasan menurunnya kematian akibat penyakit jantung dan stroke.

Namun ternyata jumlah obat yang harus dikonsumsi pasien berkolerasi dengan kepatuhan mereka dalam menepati jadwal minum obat. Pasien yang hanya mengonsumsi obat dosis tunggal lebih patuh daripada pasien yang harus minum beberapa jenis obat sehingga pengendalian penyakit pun lebih baik.

Hal itu tercermin dalam hasil studi CRUSIAL (Cluster Randomized Usual Care vs Caduet Investigation Assesing Long-Term Risk), yang membandingkan efek penurunan risiko penyakit jantung koroner pada pasien yang mengonsumsi obat dosis tunggal dengan pengobatan cara biasa.

Dalam penelitian itu terungkap pengobatan satu pil selama 12 bulan secara signifikan (27 persen) mengurangi risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan pasien dengan pengobatan biasa.

"Pengobatan biasa ini artinya terus meneruskan obat-obatan yang selama ini sudah diresepkan dokternya untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol. Sementara kelompok kontrol diberi satu pil amlodipine besylate atau atorvastatin calcium," kata dr.Antonia Anna Lukito, Sp.JP, yang ikut serta dalam penelitian CRUCIAL dalam pemaparan hasil studi ini di Jakarta (12/10/11).

Penurunan risiko penyakit jantung ini diukur berdasarkan model Framingham Risk Score dengan menghitung risiko penyakit jantung berdasarkan gabungan antara kesehatan dan gaya hidup, termasuk jenis kelamin, usia, tekanan darah, nilai kolesterol, merokok, serta status diabetes.

"Semakin banyak gabungan faktor risikonya, makin tinggi risikonya terkena penyakit jantung koroner," kata Antonia.

Ia menambahkan, pasien hipertensi beresiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular karena itu mereka harus mengendalikan penyakitnya untuk memperlambat, bahkan mencegah penyakit jantung.

"Penurunan tekanan darah sekitar 2 mm/Hg saja sudah bisa menurunkan risiko penyakit jantung sampai 6 persen dan stroke 15 persen pada orang usia 40-70 tahun," kata ahli jantung dan pembuluh darah dari RS.Siloam Hospital Karawaci ini.

Ditambahkan olehnya, tergantung pada besarnya tekanan darah, dokter bisa saja menyarankan dilakukannya perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah. Namun jika pasien memiliki faktor risiko lain seperti kegemukan atau menderita diabetes, perubahan gaya hidup bisa digabung dengan obat-obatan.

"Obat hipertensi adalah obat jangka panjang. Tujuan dari pengobatan ini bukan hanya sekadar menurunkan angka, tetapi untuk mencegah komplikasi jangka panjang, karena itu pasien harus patuh minum obat," katanya.

Studi global

Penelitian CRUCIAL merupakan studi yang dilakukan oleh PT.Pfizer secara internasional di 19 negara di Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Latin. Di Asia, studi ini melibatkan populasi di Korea, Indonesia, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Total responden dalam penelitian ini mencapai 1.461 pria dan wanita berusia 35-79 tahun yang menderita hipertensi dengan tiga atau lebih faktor risiko seperti merokok, kegemukan, kolesterol, serta tidak memiliki penyakit jantung koroner sebelumnya, dan nilai total kolesterol mereka tidak lebih dari 250 mg/dl.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau