"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan. Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.