Kelompok studi kebanyakan adalah anak laki-laki, sebagian (83 persen) anak tinggal bersama orangtua, dua pertiga di antaranya anak-anak berkulit putih, 16 persen Hispanik, 9 persen berkulit hitam dan 5 persen Asia.
Hasil temuan menunjukkan, anak-anak yang kelebihan berat badan terus-menerus mulai dari TK sampai kelas lima memiliki hasil tes matematika yang buruk, sejak kelas satu. Status berat badan tidak memainkan peran penting dalam nilai matematika - ketika anak-anak masih TK.
"Itu berarti ada beberapa aspek di lingkungan sekolah yang yang mempengaruhi kinerja," kata Gable.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang punya berat badan berlebih cenderung memiliki perilaku internalisasi ketimbang rekan-rekan mereka yang tidak pernah kelebihan berat badan. Terkait kemampuan interpersonal, para guru menilai, anak perempuan yang gemuk cenderung memiliki masalah dengan rekan-rekan mereka dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang berat badan normal.
Gable mengatakan ada faktor lain yang mungkin berperan. Misalnya, anak obesitas cenderung lebih banyak tidak masuk sekolah, sehingga mempengaruhi kinerja belajar mereka. Anak obesitas juga lebih cenderung memiliki gangguan tidur sleep apnea, yang jika tidak diobati, dapat mempengaruhi performa belajar di siang hari.
Intinya, Gable mengatakan, "orang tua harus melindungi anak mereka dari obesitas selama yang mereka mampu. Menerapkan gaya hidup sehat dapat mencegah hal ini terjadi. Setelah seseorang gemuk, akan sangat sulit baginya untuk berubah," ujarnya.
Lebih lanjut, Gable mengatakan, penting untuk diingat bahwa setiap perubahan diet dan olahraga secara rutin akan mempengaruhi seluruh keluarga. Rutinitas seluruh anggota keluarga harus berubah. Jangan hanya satu atau dua orang saja yang melakukan perubahan, melainkan semuanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.