Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2012, 15:58 WIB

KOMPAS.com - Fluktuasi hormon yang terjadi di masa subur bisa memengaruhi perilaku seorang wanita. Salah satunya adalah mereka jadi lebih doyan belanja. Hal itu antara lain dipicu oleh kecenderungan kaum wanita untuk lebih memperhatikan penampilannya ketika masa subur.

Masa subur adalah masa ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi oleh sel sperma. Pada saat inilah waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual bagi mereka yang sedang merencanakan kehamilan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gad Saad, profesor bidang marketing dari Kanada, di masa subur wanita cenderung fokus pada penampilan mereka sehingga mereka senang membeli baju.

“Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana siklus menstruasi memberi pengaruh terhadap tingkat konsumsi para wanita, juga pilihan produk dan uang yang habis mereka belanjakan untuk membeli makanan dan urusan kecantikan,” kata peneliti Gad Saad, seorang Profesor bidang Marketing dari Sekolah Bisnis John Molson, dalam siaran persnya dari Universitas Montreal.

Dalam studi penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Consumer Psychology, sebanyak 59 wanita menjawab pertanyaan mendalam seputar kegiatan rutin mereka, soal kecantikan, pilihan baju, konsumsi kalori dan semua hal yang mereka beli selama 35 hari.

Penelitian ini menganalisis jawaban para responden terkait topik siapa yang mempengaruhi mereka dalam pemilihan baju, dan berapa lama mereka menghabiskan perawatan. Responden juga ditanya mengenai kegiatan mereka seperti berjemur dan mengkonsumsi makanan berkalori tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pola-pola berbeda dalam perilaku para wanita.

Seperti, selama masa subur dari siklus menstruasi yakni kira-kira hari ke 8 – 15 dari siklus 28 hari, para wanita akan lebih fokus pada penampilan. Penelitian ini membuktikan, itulah mengapa saat masa subur, wanita senang membeli pakaian.

Para peneliti menjelaskan bahwa perubahan pola perilaku para wanita ini tak lepas dari akar evolusinya.

“Di zaman para nenek moyang wanita harus fokus untuk kawin selama masa suburnya karena ini adalah masa pembuahan.  Sekarang, mekanisme psikologis dan fisiologis membuat wanita lebih senang mengkonsumsi produk-produk selama masa subur mereka,” tambahnya.

Kendati begitu, selama masa subur asupan makanan kaum wanita cenderung turun dan baru mencapai puncak saat fase luteal atau masa tidak subur dalam siklus mereka, yakni kira-kira hari ke 16 – 28 dari siklus menstruasi 28 hari. Para peneliti mencatat, saat inilah keinginan wanita makan makanan berkalori tinggi melonjak diikuti konsumsi pembelian makanan.

“Wanita mengkonsumsi lebih banyak kalori saat fase luteal karena dari sisi psikologis dan fisiologis telah berubah tidak mengutamakan masa kawin tetapi mengisi dengan kegiatan makan selama masa tidak subur dalam satu siklus,” kata Saad. “Berbeda dengan teori Darwin, masa kawin atau makanan, tergantung pada status menstruasi para wanita,”imbuhnya.

Para peneliti mengatakan temuan mereka ini bisa menjelaskan pola-pola perilaku para wanita serta membantu mereka membuat keputusan lebih tepat utamanya dalam urusan pengeluaran dan konsumsi kalori.

"Perilaku konsumtif ini terjadi tanpa disadari oleh para wanita, bahwa naik turunnya hormon sangat mempengaruhi pilihan mereka sebagai konsumen,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau