Kompas.com - Luka bakar sering kita jumpai sehari-hari. Luka tersebut bisa berasal dari berbagai sumber seperti api, uap, listrik, matahari, bahan kimia, cairan atau benda panas.
Luka bakar bisa saja berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa sehingga membutuhkan perawatan medis intensif di rumah sakit.
Menurut dr.Aditya Wardhana, Sp.BP, pertolongan pertama luka bakar bertujuan untuk menghentikan proses panas, mendinginkan luka, serta menutupi luka. Untuk menghentikan proses bakar bisa dilakukan dengan cara menjauhkan atau mematikan sumber panas.
Sementara itu untuk mendinginkan luka bakar lakukan dengan mengalirkan air selama 20 menit untuk mendinginkan luka, mengurangi nyeri, serta mengurangi edema atau pembengkakan.
"Hindari mendinginkan luka dengan memberikan kecap, pasta gigi, atau mentega karena bisa membuat jaringan lebih rusak dan kemungkinan infeksi," kata Aditya dalam acara seminar Emergency Fair and Festival yang dilakukan Tim Bantuan Medis FKUI dan Departemen Bedah FKUI di Jakarta beberapa waktu lalu.
Penelitian menunjukkan, irigasi luka dengan air selama 20 menit bermakna pada peningkatan epitelisasi jaringan setelah dua minggu luka bakar serta mengurangi jaringan parut dalam 6 minggu pasta terjadinya luka.
Cara lain pendinginan luka adalah dengan mengompres luka dengan air dingin tanpa menggunakan es.
Pada saat menolong korban luka bakar, Aditya mengingatkan pentingnya mewaspadai cedera jalan napas atas, terutama pada anak-anak yang ditandai dengan bengkak pada wajah, bulu hidung terbakar, atau sesak. Sebaiknya korban segera dibawa ke rumah sakit.
"Pada korban ledakan tabung gas 3 kilogram, sering terjadi pembengkakan bagian belakang lidah sampai tenggorokan. Ini bisa memblokir keluar masuknya udara, apalagi pada anak berusia kurang dari 6 tahun," katanya.
Sementara itu untuk menutup luka bakar pada proses pemulihan bisa dipakai balutan yang juga berfungsi mencegah hipotermia. "Pemberian obat seperti parasetamol atau ibuprofen dapat berguna mengurangi nyeri," katanya.
Meskipun sebenarnya pertolongan pertama luka bakar cukup sederhana, namun menurut Aditya hampir 84 persen pasien yang dirujuk ke RSCM dalam kondisi kurang atau bahkan tidak mendapat pertolongan pertama sama sekali. Padahal penanganan pertama kali berdampak besar bagi pemulihan luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.