Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2012, 12:31 WIB

KOMPAS.com — Kebanyakan orangtua langsung panik saat anaknya mengalami demam tinggi. Salah satu yang dikhawatirkan, peningkatan suhu tubuh itu akan menyebabkan kerusakan pada otak anak.

Pada dasarnya demam adalah proses mekanisme tubuh ketika melawan gangguan yang disebabkan oleh infeksi. Bayi dikatakan demam jika suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celsius, yang bisa diukur dengan termometer.

"Yang perlu diingat adalah demam bukan penyakit. Suhu tubuh yang tinggi akan membantu tubuh melawan bakteri atau virus yang menyukai suhu tubuh berkisar 37 derajat Celsius," kata Jo Ann Rohyans, dokter anak.

Demam juga berfungsi sebagai peringatan pada tubuh untuk membuat zat kimia pelawan infeksi, seperti sel darah putih dan antibodi. Meski demikian, ketika suhu tubuh anak terus meningkat sampai 39 derajat Celsius, maka kita cenderung ingin menurunkan suhunya.

Jo Ann menjelaskan, sebenarnya hal yang normal jika suhu tubuh anak yang sedang sakit mencapai 40 derajat Celsius. Meski demam lebih dari 41 derajat Celsius cukup jarang (kecuali anak berada di ruangan panas atau dipakaikan baju dobel-dobel), pada umumnya tubuh anak masih bisa menoleransi suhu 42 derajat Celsius tanpa adanya dampak jangka panjang.

"Kerusakan otak sangat jarang terjadi akibat demam tinggi. Namun, sebaiknya segera hubungi dokter bila suhu tubuh anak mencapai 39,4 derajat Celsius atau lebih," katanya.

Beberapa anak usia 6 bulan-5 tahun memang bisa mengalami kejang demam. Namun, kejang tersebut biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak.

Ia menambahkan, yang terpenting adalah mengamati kondisi anak saat demam. Bila anak tampak lesu, rewel, atau gelisah, maka berikan obat penurun demam atau kompres dengan air hangat di bagian ketiak dan lipatan paha. Hindari membungkus anak dengan selimut atau pakaian hangat karena itu akan membuat panas tubuh sulit keluar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com