Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2013, 09:32 WIB

Kompas.com - Dunia kedokteran belum mengetahui dengan pasti mengapa bayi mengalami kolik, yaitu kondisi jika bayi menangis terus tanpa sebab yang jelas. Dugaan sementara kondisi itu dipicu oleh ketidaknormalan bakteri usus.

Penelitian berhasil mengidentifikasi bakteri khas di usus pada bayi-bayi yang kolik. Pada minggu pertama kehidupan bayi, para peneliti menemukan bayi yang kolik memiliki jumlah bakteri yang disebut Proteobacteria. Sementara pada bayi yang tidak kolik tak ditemukan bakteri itu.

Proteobacteria antara lain adalah bakteri penghasil gas sehingga akan menyebabkan bayi menderita sakit perut dan menangis terus.

Menurut Carolina de Weerth, peneliti dari Belanda yang melakukan riset ini, bayi yang kolik juga hanya memiliki bakteri jenis lain seperti bifidobacteria dan lactobacilli, lebih sedikit. Padahal bakteri-bakteri itu memiliki efek anti-inflamasi sehingga akan mengurangi inflamasi di usus dan rasa sakit.

"Selama ini para profesional percaya bahwa kolik hanyalah siklus menangis yang ekstrem pada bayi. Hasil studi ini menunjukkan, paling tidak pada beberapa kasus, ketidaknormalan koloni bakteri di usus bisa memicu kolik," kata de Weerth.

Bayi terlahir dengan usus yang steril tanpa memiliki bakteri. Bakteri baru akan berkembang dan membentuk koloni beberapa jam setelah proses persalinan.

Ketidaknormalan bakteri usus itu akan menghilang beberapa bulan kemudian. Karena itulah kolik biasanya hanya terjadi pada bayi baru lahir.

Penelitian yang dilakukan de Weerth ini berskala kecil dan periodenya hanya beberapa bulan. Karena itu masih diperlukan studi berskala besar dan lama untuk menguatkan studi ini.

Meski begitu, menurut Dr.William Muinos, wakil direktur departemen gastroenterologi di Miami Childrens Hospital mengatakan studi tersebut cukup masuk akal. Apalagi bakteri di usus memang berpengaruh pada produksi gas dan pergerakan usus.

Beberapa bayi yang kolik juga diketahui mengalami gangguan refluks atau heartburn. Tetapi menurutnya koloni bakteri hanya salah satu faktor pencetus kolik. Emosi dan kegembiraan juga bisa menyebabkan kolik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau