Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2013, 09:46 WIB

Kompas.com - Gusi yang sehat berwarna merah muda dan keras. Bila gusi terlihat meradang, lunak, mudah berdarah, dan warnanya merah tua, ada kemungkinan Anda menderita radang gusi.

Pada umumnya orang baru menyadari ada masalah dengan gusinya ketika mendapati darah saat menyikat gigi. Sayangnya sebagian besar orang menganggap ringan gejala tersebut.

Spesialis periodonsia (penyakit gusi), Dr.Juan Rafael Silva, menjelaskan, gusi berdarah sebagian besar disebabkan karena penumpukan plak di sekitar gusi.

"Pemicu utamanya adalah kurangnya menjaga kebersihan gigi sehingga bakteri menumpuk dan terjadi plak," katanya dalam acara konferensi pers Kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran Gigi 2013 yang didukung oleh GlaxoSmithKline di Jakarta (28/2/13).

Tumpukan bakteri tersebut akan mengeluarkan racun-racun yang akan menyebabkan efek peradangan, gusi berwarna kemerahan, dan mudah berdarah. "Kerusakannya bukan hanya pada gusi tetapi juga jaringan penyangga gigi sehingga akhirnya menyebabkan gigi tanggal," paparnya.

Ia menambahkan, peradangan gusi (gingivitis) bisa diderita orang berbagai usia, termasuk ibu hamil dan anak-anak. "Tapi pada anak tidak separah pada orang dewasa," katanya.

Di Indonesia, menurut Prof. Armasastra Bahar, penyakit radang gusi bersama dengan penyakit gigi berlubang diderita hampir 80 persen penduduk.

"Gingivitis adalah penyakit kronik yang berarti perjalanan penyakit lama. Kondisi tersebut bisa dicegah dengan melakukan perawatan gigi yang benar dan rutin ke dokter gigi untuk mencegah plak. Jangan abaikan gusi berdarah," katanya dalam kesempatan yang sama.


Selain malas membersihkan gigi, mereka yang beresiko tinggi menderita gingivitis adalah pasien diabetes dan para perokok. "Merokok akan mengubah komposisi bakteri di mulut. Selain itu merokok memengaruhi respon imun tubuh sehingga membuat kerusakan gigi terjadi lebih cepat," kata Silva.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau