Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2013, 11:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Neuropati, kerusakan saraf akibat penyakit, trauma pada saraf, ataupun efek samping penyakit sistemik dapat menimpa siapa saja. Neuropati umumnya terjadi pada usia lebih dari 40 tahun, yaitu ketika fungsi saraf semakin menurun. Namun bukannya tidak mungkin Anda dapat terbebas dari neuropati, meskipun sudah berusia lanjut.

Dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit CiptoMangunkusumo (FKUI/RSCM) Jakarta  Manfaluthy Hakim mengatakan, kunci menjaga kesehatan saraf adalah dimulai sejak dini.

"Jika sejak usia muda sudah mulai menjaga kesehatan saraf, maka akan kecil risiko neuropati," ujarnya dalam dalam temu media yang bertajuk 'Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati' oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Rabu (3/4/2013) kemarin di Jakarta.

Menurut Luthy, salah satu penyebab utama neuropati adalah kekurangan suplai vitamin B yang berguna untuk melindungi dan meregenerasi saraf. "Saraf kita sangat tergantung pada suplai vitamin B yang memadai dan sangat sensitif terhadap kekurangan vitamin B," tuturnya.

Suplai vitamin B sejatinya dapat tercukupi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan yang mengandung banyak vitamin B antara lain kacang-kacangan, beras merah, dan daging. Namun tak jarang pula, penyerapan vitamin B oleh tubuh terhambat karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi alkohol.

Maka, untuk mencukupi kebutuhan vitamin B tubuh, bila perlu ditambahkan dengan suplemen vitamin B, salah satunya vitamin neurotropik. Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, B2, dan B12 dan berfungsi untuk menjaga dan menormalkan fungsi saraf.

Selain dengan cukup konsumsi vitamin B, papar Luthy, mencegah neuropati perlu juga dilakukan gaya hidup yang sehat.

"Upayakan gizi seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup untuk regenerasi sel saraf," cetusnya.

Luthy memaparkan, semakin tua usia memang fungsi saraf akan secara alamiah mengalami penurunan. Namun jangan hanya pasrah dengan keadaan. Dengan menjaga kesehatan saraf sejak dini, maka risiko terkena penyakit gangguan saraf pasti dapat diminimalisir.

"Jangan tunggu sampai terjadi kerusakan saraf, karena kerusakan saraf membutuhkan perbaikan yang lama. Pencegahan dini terhadap neuropati sangat penting dan jauh lebih baik," pungkas Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau