JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit jantung koroner (PJK) masih menempati peringkat pertama penyebab kematian di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini umumnya disebabkan berkurangnya aliran nutrisi dan oksigen pada otot-otot jantung akibat penyumbatan arteri.
Tindakan medis yang biasa dilakukan untuk mengatasi sumbatan yaitu dengan operasi bypass, yaitu memberikan "jalan" lain di pembuluh darah agar darah bisa melewati pembuluh yang tersumbat. Pembuluh yang disisipkan tersebut umumnya diambil dari pembuluh darah yang ada di kaki.
Akan tetapi, risiko operasi bypass cukup tinggi karena melibatkan tindakan invasif yang besar. Maka, alternatif dari operasi bypass yaitu teknologi stent atau yang biasa dikenal dengan "ring". Pemasangan stent di pembuluh darah akan memperlebar pembuluh yang tersumbat, sehingga memungkinkan darah untuk mengalir normal kembali.
Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) dr. Doni Firman, teknologi stent merupakan tindakan minim invasif sehingga memiliki risiko yang lebih rendah dari operasi bypass.
Teknologi stent diawali pada tahun 1970an dan terus berkembang hingga saat ini. Doni mengatakan, teknologi stent yang terbaru yaitu stent yang bukan lagi terbuat dari metal, melainkan bahan organik. Sehingga dalam dua tahun, stent tersebut akan hilang dari pembuluh.
Doni mengatakan, teknologi stent terbaru ini sudah ada dan dapat dilakukan oleh dokter-dokter di Indonesia. Keunggulan dari stent terbaru daripada stent yang sudah ada sebelumnya antara lain dapat menyerap lemak dan kapur yang menyumbat pembuluh darah dan mengembalikan bentuk pembuluh darah hampir ke bentuk semula.
"Tidak seperti stent yang terbuat dari metal yang tidak dapat dihilangkan dari pembuluh, stent terbaru ini akan hilang dalam kurun waktu dua tahun, tapi kekuatannya sama dengan stent metal," jelas Doni dalam peluncuran Absorb Bioresorbale Vascular Scaffold, Kamis (4/4/2013), kemarin di Jakarta.
Kendati dapat menyerap penyumbat pembuluh darah, namun Doni tetap menekankan gaya hidup sehat yang utama dilakukan pasca pemasangan stent. "Jika gaya hidup tetap buruk, penyumbatan akan timbul lagi," tandas Doni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.