Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2013, 10:36 WIB

Kompas.com - Polusi udara berat bukan cuma menyebabkan gangguan pernapasan, tetapi juga diduga kuat memicu kanker pada anak. Menurut studi terbaru, bayi yang sering terpapar polusi udara selama berada di kandungan dan satu tahun usianya lebih beresiko terkena kanker, terutama leukemia akut limfoblastik (LLA).

Leukimia akut limfoblastik merupakan kanker leukemia yang paling banyak diderita anak. Pada kondisi tersebut sel limfoblast tidak pernah menjadi bentuk yang matur yaitu limfosit sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Padahal fungsi limfosit adalah untuk melawan infeksi, sehingga akibatnya anak menjadi gampang sakit.

Tim peneliti dari Universitas California, Los Angeles School of Public Health, mengumpulkan data anak-anak yang didiagnosa kanker sebelum usia 6 tahun. Dikumpulkan pula paparan polusi udara lalu lintas. Ternyata, makin berat paparan pulusi, makin tinggi risiko seorang anak terkena kanker LLA, sel tumor germ (testis, ovarium, dan organ lain), serta kanker mata.

Menurut ketua peneliti, Julia Heck, penelitian ini tidak menunjukkan bahwa polusi menyebabkan kanker. "Kami menemukan kaitan, tetapi belum bisa dijadikan bukti adanya hubungan sebab akibat," katanya.

Penelitian tersebut dilakukan di California, yang memang dikenal memiliki kualitas udara buruk. Salah satu negara bagian AS itu memiliki cuaca hangat sehingga polutan udara mudah terperangkap dan menyebabkan kabut asap.

Para peneliti memilih untuk fokus pada kehamilan karena menurut Heck beberapa jenis kanker terjadi sejak kehamilan.

Meski begitu menurut Dr.Rubin Cohen, direktur Adult Cystic Fibrosis and Bronchiestasis Center, mengatakan ada beberapa penyakit yang terkait dengan polusi udara. Tetapi menurutnya penyakit asma adalah ancaman yang nyata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com