KOMPAS.com — Disfungsi ereksi (DE) merupakan gangguan seksual yang kerap dialami pria. Gangguan yang dikenal dengan istilah impotensi ini tidak hanya dialami pria berusia lanjut, tetapi juga kalangan muda. Gaya hidup yang buruk menjadi penyebab utama terjadinya DE. Kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi, dan jarang berolahraga dapat menyebabkan pria mengalami penyempitan pembuluh darah dan memicu timbulnya DE.
Dengan menggunakan metode tertentu, kini risiko impotensi dapat diprediksi dengan kalkulator khusus. Kalkulator impotensi ini dikembangkan oleh sebuah penyedia layanan kesehatan online di Inggris bernama DrEd.com.
Hasilnya sungguh mencengangkan. Misalnya, berdasakan kalkulator online ini, pria 50 tahun yang merokok dan memiliki hipertensi berisiko DE sebanyak 14 persen. Angka ini 2 kali lebih besar daripada pria yang tidak merokok dan darah tinggi di usia yang sama.
Risiko lebih besar juga diperoleh pria yang memiliki diabetes tipe 2, sakit jantung, hipertensi, dan merokok. Menurut kalkulator ini, pria yang berusia 50 tahun dengan penyakit tersebut 8 kali lebih besar berisiko DE dibanding pria sehat di umur yang sama.
Pada pria 40 tahun yang tidak merokok tetapi memiliki tekanan darah tinggi dan sakit jantung, risiko mengalami DE adalah 8 persen lebih besar. Angka ini 10 persen lebih tinggi dari rata-rata pria di usia yang sama.
Problem DE kini semakin meningkat kasusnya pada pria muda. Sekitar 8 persen pria berusia 20-an dan 11 persen pria di usia 30-an mengaku memiliki masalah DE. Pada usia muda, DE diakibatkan faktor psikologis dengan stres sebagai penyebab utama.
Ketidakmampuan untuk ereksi diakibatkan berkurangnya sirkulasi darah di daerah vital pria. Pada beberapa kasus, berkurangnya sirkulasi disebabkan pembuluh darah menyempit. Beberapa pria memilih untuk mengonsumsi viagra sebagai jalan keluar masalah DE. Obat bernama kimia sildenafil ini akan meningkatkan peredaran darah dalam tubuh pria.Namun, konsumsi obat ini sering kali tanpa resep dokter, apalagi Pfizer sebagai produsen sudah akan kehilangan patennya. Akibatnya, berbagai obat tiruan viagra banyak beredar di pasaran sehingga bisa dibeli bebas.
Konsumsi obat tanpa resep tentu sangat berbahaya. Pasien dikhawatirkan tidak memperoleh manfaat obat secara maksimal atau mengalami efek samping yang mengancam kesehatan. Selain itu, obat yang dikonsumsi juga tidak bisa dijamin keaslian dan manfaatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.