KOMPAS.com - Bila akhir-akhir ini Anda mengalami gejala disfungsi ereksi atau impotensi sebaiknya lebih waspada. Bukan tak mungkin, gejala yang Anda alami menjadi pertanda adanya ancaman penyakit pembuluh darah dan jantung (kardiovaskuler).
Menurut riset terkini yang dimuat jurnal PLoS Medicine, pria yang mengalami disfungsi ereksi - walaupun masih ringan dan tak terdiagnosa sakit jantung- memiliki risiko tinggi menderita gangguan kardiovaskular di masa mendatang. Semakin nyata impotensi yang dialami, indikasi penyakit jantung tersembunyi dan risiko kematian pun semakin berkembang. Penelitian juga menemukan, pria yang menderita disfungsi ereksi dan penyakit jantung adalah kelompok yang memiliki kondisi terparah.
Laporan penelitian itu juga menyatakan, di antara pria usia 45 tahun ke atas yang mengalami impotensi moderat hingga parah dan tidak terdiagnosa sakit jantung, risiko menjalani perawatan di rumah sakit 50 persen lebih tinggi. Keadaaan ini bakal lebih parah bila pria-pria tersebut memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.
Menurut Emily Banks, pakar epidemiologi dari Australian National University's National Center, problem ereksi yang lebih banyak dialami pria dewasa memang bukan jaminan penyakit jantung. Namun pria dengan disfungsi ereksi sebaiknya juga memeriksakan kesehatan jantungnya.
"Pria dengan disfungsi ereksi perlu diperiksa untuk risiko penyakit kardiovaskular, dan risikonya perlu diatur dengan baik," ujarnya.
Para dokter saat ini meyakini, disfungsi ereksi merupakan sebuah tanda awal seorang pria mengalami permasalahan jantung, namun mereka belum tahu mengapa hal itu terjadi. Tetapi menurut Banks, hal ini mungkin terjadi karena ukuran pembuluh arteri di penis lebih kecil dibanding pembuluh di bagian tubuh lainnya, sehingga mungkin dapat mengungkap adanya problem ketika memburuk kondisinya.
"Masalah jantung adalah masalah umum, sehingga peningkatan (permasalahan pembuluh darah) yang relatif moderat dapat juga meningkatkan risiko cukup tinggi pada individu yang terkena," kata Banks.
Banks mengatakan, di antara yang tak mempunyai riwayat sakit jantung, diperkirakan ada 6 dari 1.000 orang yang tak mengalami disfungsi ereksi berisiko dirawat akibat penyakit pembuluh darah. Mereka yang memiliki disfungsi ereksi moderat ada 8 dari 1.000 orang, sedangkan yang memiliki disfungsi ereksi berat ada 9 dari 1.000 orang," papar Banks.
Risiko ini meningkat jauh pada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Sebanyak 20 per 1.000 orang bagi orang tanpa disfungsi ereksi, 28 per 1.000 orang bagi orang dengan disfungsi ereksi moderat, dan 34 per 1.000 orang bagi orang dengan disfungsi ereksi berat.
Apakah obat impotensi membantu?
"Pengobatan disfungsi ereksi sudah terbukti bermanfaat untuk hipertensi yang membantu pengobatan gagal jantung," ungkap Greff Fonarow, profesor kardiologi dari University of California.
"Meskipun demikian belum ada bukti yang menunjukkan Viagra dapat bermanfaat menurunkan risiko serangan jantung ataupun stroke," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.