Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2013, 17:10 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Berpuasa di bulan suci Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Namun perubahan pola makan yang dijalankan saat berpuasa tentu mengharuskan adanya pengelolaan khusus, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes mellitus (DM).

Meskipun perintah berpuasa memiliki pengecualian bagi mereka yang sakit, diabetesi seringkali memilih untuk tetap berpuasa. Menurut dr. Em Yunir, spesialis penyakit dalam dari FKUI/RSCM, diabetesi memilih tetap berpuasa lantaran alasan religius dan keputusan pribadi yang tidak dapat dihalangi.

Yunir mengatakan, berpuasa boleh saja dilakukan oleh diabetesi, hanya saja pengelolaan gaya hidup sangat dibutuhkan. Gaya hidup meliputi pola makan, aktivitas fisik, serta konsumsi obat-obatan.

"Tidak berpuasa pun diabetesi perlu melakukan pengelolaan gaya hidup, apalagi ada perubahan-perubahan yang terjadi saat puasa," ungkap Yunir dalam seminar bertajuk "Kelola Diabetes Anda secara Tepat selama Berpuasa" di Jakarta, Selasa (2/7/2013).

Prinsip perubahan pengelolaan DM selama berpuasa, lanjut Yunir, yaitu perlu adanya pemeriksaan gula darah yang dapat dilakukan secara mandiri khususnya pada DM tipe 1 dan tipe 2 yang menerima terapi insulin, serta mengetahui risiko yang akan terjadi dan cara mengantisipasi.

Risiko yang dihadapi diabetesi saat berpuasa antara lain gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), dehidrasi, ketoasidosis, dan sumbatan pada pembuluh darah (trombosis).

"Diebetesi harus tahu apa yang harus dilakukan saat hasil pemeriksaan menunjukkan risiko-risiko tadi. Misalnya saat hasilnya hipoglikemia, maka ia harus segera membatalkan puasa dan minum air gula, serta makan," papar sekretaris jenderal Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) ini.

Dalam Managing Diabetes During Ramadan Map dijelaskan, waktu untuk melakukan pemeriksaan gula darah dilakukan saat sebelum berbuka dan dua jam setelah berbuka, sebelum tidur, sebelum sahur, tengah hari, dan sesuai kebutuhan.

Selain itu, imbuh Yunir, untuk sahur dianjurkan dilakukan saat mendekati imsak dengan porsi sedang, tidak terlalu banyak atau sedikit, atau kira-kira 40 persen dari total kebutuhan kalori sehari.

Saat berbuka porsi makan juga sekitar 40 persen, 10 persennya dicukupi seusai tarawih, dan 10 persen lagi menjelang tidur.

"Dengan menaati aturan pengelolaan diabetes saat berpuasa, maka diharapkan diabetesi dapat menjalankan ibadahnya dengan nyaman," simpul Yunir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com